SOLOPOS.COM - Ratusan pegawai kontrak PT PLN Cabang Banten berunjuk rasa dan melakukan aksi mogok kerja di depan Kantor PLN Banten, Serang, Jumat (1/11/2013). Mereka menuntut penghapusan sistem kerja kontrak (outsourcing) dan mengangkat menjadi pegawai tetap. (JIBI/Solopos/Antara/Asep Fathulrahman)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyayangkan sikap para buruh yang menolak ikut forum Dewan Pengupahan DKI Jakarta. Melalui Menteri Perindustrian M. S. Hidayat bahkan menuding demonstrasi yang dilaksanakan buruh tidak efektif dalam diskusi penetapan upah minimum.

Perwakilan buruh, lanjutnya, seharusnya mengutamakan dialog tripartit dengan pemerintah dan pengusaha melalui forum Dewan Pengupahan. “Sebagian dari federasi itu sekarang tidak mau ikut, lebih dari separuh tidak ikut. Saya kira sekarang UMP [DKI Jakarta] realistis,” kata Menperin, Jumat (1/11/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Jumat pagi, memutuskan menaikkan upah minimum provinsi sebesar 6% dari Rp2,21 juta menjadi Rp2,44 juta. Hidayat mengatakan besar penaikan UMP tersebut sudah sesuai upaya pemerintah mencegah arus pemutusan hubungan kerja dalam situasi ekonomi yang melambat. ”Yang saya jaga, bila industri tidak sepakat dengan kenaikan UMP, dia melakukan PHK. Itu yang saya jaga,” kata Menperin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya