SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SEMARANG — Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan buruh salah memahami pernyataan dirinya supaya menuntut upah minimum kabupapaten/kota (UMK) 2014 senilai Rp5 juta per bulan.

“Salah dia [buruh], salah memahami. Saat buruh menyebutkan angka-angka usulan UMK ada Rp1,4 juta, Rp1,5 juta, Rp3 juta, dan Rp4 juta, saya candai kenapa tidak Rp5 juta,” katanya kepada wartawan di Semarang, Rabu (2/10).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ganjar kemudian menjelaskan, munculnya pernyataan Rp5 juta itu sewaktu bertemu dengan buruh beberapa waktu lalu dia menanyakan apakah tuntutan UMK sudah dikomunikasikan dengan pengusaha.

Kemudian muncul angka-angka dari buruh ada Rp1,4, Rp1,5 juta, Rp3 juta, dan Rp4 juta, “Kemudian saya candai kenapa tidak Rp5 juta,” tandasnya.

Menurut dia, maksud menyebut angka Rp5 juta supaya buruh berpikir, dibalik angka ada logika yang dibangun melalui komunikasi.
Di balik semua komunikasi itu ada rembugan di antara dua belah pihak yakni buruh dan pengusaha. Ini merupakan pendekatan baru yang saya bangun.

Kalau selama ini pembahasan upah dilakukan Tripartit dan Dewan Pengupahan tidak pernah mencapai kesepakatan optimal.
“Maka saya katakan sejak awal dilakukan rembugan antara buruh dengan pengusaha. Tapi jadinya kok begini, saya dituding hanya jadi wasit saja,” ungkapnya.

Ganjar menegaskan, dirinya pasti berpihak kepada buruh, tapi tidak secara ekstrim langsung memutuskan supaya sudahlah gaji buruh Rp5 juta per bulan. “Kira-kira pengusaha bisa bayar tidak itu [Rp5 juta], bisa bubar,” tukasnya.

Gubernur menambahkan sebenarnya hanya satu saja yang tidak disetujui buruh yakni cara menghitung UMK dengan mengakumulasikan hasil survei seluruhnya, tapi maunya menggunakan survei yang terakhir.

Kalau buruh kemudian menyerahkan kepada pemerintah, dia menambahkan pemerintah sudah mempunyai formulnya. Tinggal bisa disepakati atau tidak. “Kalau mereka [buruh] meminta gubernur jangan hanya jadi wasit saja, gubernur harus memutuskan UMK saya senang sekali. Tapi kalau saya putuskan diikuti lho ya,” kata Ganjar.

Seperti diberitakan, lima orang aktivis buruh dari aliansi Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) Jateng, melakukan aksi mogok makan di depan Patung Pangeran Diponegoro Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Selasa (22/10).

Aksi mogok makan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi upah di Jateng itu, direncanakan berlangsung sampai Gubernur Jateng,
Ganjar Pranowo memenuhi tuntutan menetapkan UMK 2014 senilai Rp5 juta per bulan.

”Karena gubernur menantang supaya buruh menuntut UMK 2014 senilai Rp5 juta per bulan, maka kami menuntut tantangan gubernur itu,” Koordinator aksi mogok makan, Ahmad Zainudin.

Sementara, sampai Rabu kemarin para lima orang buruh dari Gerbang masing-masing Zaenudin, Supono, Eko Budi, Iwan, dan Anto masih bertahan melakukan mogok makan.

Namun, salah satu peserta yakni Supono kondisinya mulai melemah. ”Meski melemah Supono tetap bertahan mogok makan,” kata Koordinator Umum Gerbang, Nanang Setiyono.

Nanang merasa kecewa dengan Ganjar dan pimpinan DPRD Jateng yang tidak peduli dengan perjuangan para buruh. “Ganjar dan pimpinan DPRD Jateng tidak datang menjenguk buruh yang mogok makan,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya