SOLOPOS.COM - Ilustrasi demonstrasi buruh di Semarang (JIBI/Solopos/Antara/Rekotomo)

Solopos,com, SEMARANG — Buruh pantang menyerah dalam memperjuangkan revisi upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2014 yang mereka anggap kelewat murah.

Hujan deras yang sempat mengguyur Kota Semarang sehingga jalanan tergenang air, Selasa (3/1/2013), tidak menyurutkan langkah para buruh tergabung dalam aliansi Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) Jateng turun ke jalan guna menggelar demonstrasi. Di tengah curah air hujan, ratusan buruh itu menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Selasa petang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tuntutan yang diusung para buruh itu masih sama seperti demonstrasi sebelumnya, yakni meminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo merevisi UMK 2014 yang ditetapkan, 18 November 2013 lalu. “Kami akan terus menggelar demonstrasi menuntut Gubernur Ganjar Pranowo merevisi UMK 2014,” kata Koordinator Umum Aliansi Gerbang, Nanang Setiyono.

Dia meminta supaya Ganjar tidak perlu mengalihkan aktor di balik pengusulan atau rekomendasi UMK, karena yang berwenang menandatangani UMK adalah gubernur. “Jadi yang perlu dipertanyakan adalah peran Ganjar sebagai gubernur dalam menetapkan UMK yang berpihak kepada buruh,” ungkapnya.

Dalam aksinya, buruh mengusung spanduk dan poster antara lain bertuliskan, “Revisi UMK 2014”, “Gaji Ganjar Tinggi, Upah Buruh Murah”, dan “Adili Ganjar.” Beberapa pengunjuk rasa dengan membawa tulisan itu, seseorang yang berperan sebagai Sengkuni menari kuda lumping yang bagian kepala kuda yang terbuat dari kertas karton dipasangi foto Ganjar Pranowo.

Menurut Koordinator Lapangan Aksi, Ahmad Zainudin, kepala kuda lumping atau jaran eblek itu sengaja dipasangi foto Ganjar Pranowo sebagai bentuk sindiran, bahwa dalam menentapkan UMK gubernur ditunggangi para Sengkuni. “Jadi Ganjar menjadi kuda tunggangan para Sengkuni, pengusaha,” tandas dia.

Mengakhiri tarian itu, para pemain menumpuk kuda lumping dari karton tersebut menjadi satu, kemudian dibakar. “Pembakaran jaran eblek ini sebagai simbol matinya Ganjar,” ungkap Ahmad.

Tidak hanya itu, buruh juga membakar kaus putih bergambar Ganjar-Heru Sudjatmoko. Jalannya aksi buruh tersebut mendapatkan penjagaan ketat dari ratusan polisi yang berjaga di luar dan dalam Kantor Gubernur Jateng.

Gubernur, sebagaimana aksi-aksi buruh sebelumnya tidak bersedia menemui pengunjuk rasa. Terkaiat tuntutan revisi UMK tersebut, Ganjar sebelumnya menyatakan tidak akan melakukan revisi, “Apanya yang direvisi, tidak ada revisi UMK,” ujar dia.

Sedangkan, Asisten III Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, Joko Sutrisno, hanya memantau demonstrasi dari dalam gedung. “Tidak perlu ditemui, karena penetapan UMK 2014 sudah sesuai mekanisme di mana para bupati/walikota telah setuju,” papar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya