SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati objek wisata Umbul Pelem, Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Minggu (26/12/2021). Pada libur Natal kali ini, jumlah pengunjung objek wisata belum naik signifikan. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Meski kerap tutup selama 2021, transaksi di Umbul Pelem, Desa Wunut, Kecamatan Tulung, Klaten, mencapai lebih dari Rp2 miliar.

Umbul Pelem dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Sumber Kamulyan, Desa Wunut. Objek wisata air di perbatasan Kabupaten Klaten dan Boyolali itu mulai dibuka sejak 2018 lalu. Selama 2021, objek wisata di Klaten tutup selama berbulan-bulan gegara peningkatan kasus Covid-19 tak terkecuali Umbul Pelem. Objek wisata air itu tutup antara Juni-Oktober 2021. Meski kembali diizinkan beroperasi, ada pembatasan yang wajib dipatuhi seluruh pengelola objek wisata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa Wunut, Iwan Sulistya Setiawan, menjelaskan nilai transaksi selama 2021 sebesar Rp2.948.469.480. Nilai transaksi itu di antaranya diperoleh dari tiket masuk, parkir, sewa ban, kamar ganti, sewa tikar, sewa kios, dan lain-lain. Setelah dikurangi dengan biaya operasional, laba bersih yang diperoleh BUM Desa Sumber Kamulyan dari pengelolaan Umbul Pelem mencapai Rp2.289.333.937.

Baca Juga: Unik! Kantor Desa Kranggan Klaten Dilengkapi Tampilan Besalen

“Kalau dibandingkan pendapatan selama 2020 mengalami peningkatan. Pada 2020 pendapatan yang diperoleh dari Umbul Pelem tidak sampai Rp2 miliar,” jelas Iwan kepada Solopos.com, Rabu (12/1/2022).

Penambahan sejumlah fasilitas hingga kawasan Umbul Pelem kian luas diperkirakan yang mendongkrak pendapatan BUM desa. Sejumlah fasilitas di objek wisata itu di antaranya kolam untuk orang dewasa, kolam anak-anak, water boom, dan lain-lain. Saat akhir pekan, jumlah total  pengunjung dalam sehari mencapai rekor pada 2021 hingga 5.000 orang dan 1.000 orang saat hari biasa.

“Kami tetap berlakukan protokol kesehatan ketat dan pembatasan yang ditetapkan pemerintah. Ada sistem buka-tutup untuk membatasi jumlah pengunjung yang ada di dalam objek wisata,” kata dia.

Baca Juga: Sampah Menumpuk di Bendung Soka, Warga Waswas Kebanjiran Lagi

Disinggung pemanfaatan laba dari hasil pengelolaan Umbul Pelem, Iwan mengatakan 40 persen dari pendapatan bersih untuk pendapatan asli desa. Sisanya, dibagi sesuai persentase yang sudah ditentukan diantaranya untuk pengembangan, kegiatan sosial, serta pendidikan dan pelatihan.

Salah satu pemanfaatan pendapatan Umbul Pelem yakni untuk membiayai jaminan sosial ketenagakerjaan kepada ratusan warga Wunut. “Untuk objek wisata, tahun ini masih kami kembangkan lagi diantaranya penambahan taman dan wahana baru,” jelas dia.

Kepala Disparbudpora Klaten, Sri Nugroho, mengatakan objek wisata di Klaten kembali bergeliat seiring diberlakukannya pelonggaran. Namun, dia menegaskan protokol kesehatan ketat serta pembatasan wajib dipatuhi para pengelola objek wisata.

Baca Juga: Berkah Tol Solo-Jogja, Seorang Tukang Batu Kantongi UGR Rp3,2 Miliar

Hingga kini, pembatasan yang diterapkan di objek wisata masih sama dengan penerapan PPKM level 2 sebelumnya. Pembatasan itu seperti jumlah pengunjung maksimal 25 persen dari total kapasitas serta jam beroperasi objek wisata dibatasi dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya