SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Kesulitan air yang dialami warga Glagaharjo Cangkringan hingga kini belum bisa diatasi. Pasalnya, Umbul Bebeng yang menjadi sumber air andalan masyarakat lereng Merapi itu belum bisa dikonsumsi.

Air masih bercampur dengan belerang yang cukup pekat. Terlihat dari warna dan aroma yang menyengat sehingga tidak bisa diminum. “Umbul Bebeng sudah ketemu, airnya banyak tapi masih mengandung belerang,” kata Sekretaris Desa Glagaharjo, Agralno, Kamis (8/9).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Umbul Bebeng berada di Dusun Kalitengah Lor, tepatnya di hulu Kali Gendol. Dua bulan terakhir masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat Dian Desa melakukan pencarian sumber itu setelah terkubur material vulkanik Merapi.

Agralno juga belum yakin sampai kapan air itu bisa diminum. Saat ini mereka masih mengandalkan dropping air. Khususnya warga Kalitengah Kidul dan Kalitengah Lor masih mengandalkan air dari dropping menggunakan tangki dengan membeli Rp120.000 per tangki.

Dijelaskannya, setelah erupsi Merapi ini debit air umbul Bebeng mencapai 33 liter per detik. Padahal saat sebelum erupsi hanya 18 liter saja setiap detik. “Tapi sayangnya pemanfaatan belum bisa karena mengandung belerang,” imbuh warga Srunen ini.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya