SOLOPOS.COM - Ketua KWT Melati Pengasih menunjukkan produk Pati Garut yang menjadi potensi bahan pangan lokal unggulan yang ada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih. (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Umbi Garut yang banyak ditemukan di kebun warga Kulonprogo, ternyata banyak manfaatnya

Harianjogja.com, KULONPROGO- Tanaman Garut selama ini tumbuh subur di wilayah Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih. Umbi Garut yang selama ini hanya dikonsumsi sebagai pangan cadangan di musim paceklik, ternyata memiliki berbagai manfaat dan bernilai ekonomi tinggi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Awalnya, warga setempat tidak terlalu mengetahui manfaat dari tanaman Maranta Arundinacea. Bahkan, karena dianggap tidak bermanfaat untuk warga, tanaman ini dibuang oleh warga. Namun, setelah berbagai pelatihan pengolahan bahan pangan alternatif dilakukan. Warga mulai memahami betapa besar manfaat Garut, tidak hanya memiliki manfaat gizi tetapi juga bernilai ekonomi tinggi.

Garut kian bernilai setelah Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Pengasih mengolah umbi tersebut menjadi berbagai jenis bahan pangan. Ketua KWT Melati Yuliana mengatakan, melalui berbagai pelatihan pengolahan bahan pangan lokal, warga di Desa Sidomulyo semakin mengenal manfaat Garut, terutama manfaatnya bagi kesehatan.

“Dulu Garut hanya dibuang begitu saja, karena banyak sekali tumbuh di lahan-lahan pekarangan. Tapi ternyata, tanaman ini punya banyak khasiat, terutama untuk pencernaan,” ujar Yuliana saat ditemui belum lama ini.

Kini, berbagai produk berbahan baku dari Garut yang dihasilkan KWT ini terus meningkat. Tidak hanya dapat dikonsumsi langsung, namun umbi tanaman ini juga dijadikan camilan yakni emping Garut. Bahkan, kelompok tani ini terus berinovasi agar Garut semakin memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Yuliana mengungkapkan, saat ini kelompok tani yang dipimpinnya tengah mengembangkan Pati Garut atau tepung berbahan baku Garut. Menurut dia, dengan dibuat menjadi tepung, Garut akan lebih mudah dimanfaatkan masyarakat.

Tanaman Garut memiliki umbi yang dapat menghasilkan pati berkualitas tinggi. Bahkan, tekstur tepung yang dihasilkan lebih lembut dan di pasaran tepung Garut dihargai tinggi. Garut yang kaya akan berbagai khasiat juga dapat menjadi bahan pangan lokal pengganti tepung terigu.

“Tepung ini tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk bahan baku kue saja. Tetapi juga bisa dikonsumsi sebagai campuran obat herbal. Diantaranya dicampur dengan susu hingga dibuat bubur, dan cocok untuk penderita diabetes yang cenderung harus memerhatikan asupan makanannya,” jelas Yuliana.

Kawasan hutan rakyat yang ada di wilayah desa ini banyak menyimpan potensi tanaman pangan lokal. Sebagian besar adalah tanaman Garut, sehingga tidak heran tanaman ini menjadi potensi pangan lokal unggulan dari desa ini.

Ketua Kelompok Tani Hutan Sidodadi Bingat Sudiyanto mengungkapkan, tanaman ini ditanam di bawah tanaman tegakan. Garut sudah mulai banyak diolah masyarakat karena berbagai khasiat di dalamnya.

“Potensi Garut yang ditanam di wilayah kami sangat besar. Setiap pekarangan warga juga menanam tanaman ini,” imbuh Bingat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya