SOLOPOS.COM - Pemuda di Dusun Wonodadi, Karanganyar, Tamansari, Boyolali, Jumat (25/2/2022), membuat patung ogoh-ogoh yang akan digunakan untuk upacara tawur agung (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALO — Masyarakat penganut agama Hindu di lereng Gunung Merapi tepatnya di Dusun Wonodadi, Karanganyar, Kecamatan Tamansari, Boyolali, membuat ogoh-ogoh menjelang upacara tawur agung yang jatuh sehari sebelum perayaan Nyepi, Rabu (2/3/2022).

Pembuatan ogoh-ogoh ini dilaksanakan di Pura Bhuana Puja yang terletak di Dusun Wonodadi. Ogoh-ogoh dibuat oleh para pemuda Hindu yang berada di dusun tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Salah satu pengurus Pura Bhuana Puja, Agus Setiyono, mengatakan ogoh-ogoh yang dibuat oleh pemuda Hindu di daerahnya tersebut memiliki tinggi sekitar tiga meter. Ia kemudian menjelaskan proses pembuatan ogoh-ogoh oleh para pemuda Hindu di lereng Gunung Merapi tersebut.

Baca juga: Wisata Gunung Bromo Ditutup 24 Jam Saat Hari Raya Nyepi

“Untuk konstruksi tulangan pokok, kami memakai bambu. Untuk rangka kami memakai kawat D ukuran 2 milimeter dan bambu yang diraut. Di bagian lapisan terdalam untuk membentuk badan, kami pakai kawat nyamuk. Lapisan berikutnya ada sterofoam bekas dan busa tipis untuk detail tubuh,” kata Agus.

Agus melanjutkan, lapisan terluar ogoh-ogoh menggunakan tisu toilet yang ditempel menggunakan lem putih. Hal tersebut untuk menciptakan kerutan seperti kuli. Untuk finishing, Agus mengungkapkan para pemuda menyemprotkan cat sesuai dengan warga yang dibutuhkan.

Dana Swadaya Umat

Untuk membuat satu ogoh-ogoh tersebut, Agus mengaku menghabiskan Rp5 juta bersumber dari dana swadaya umat. Ia menambahkan telah memulai pembuatan ogoh-ogoh sejak dua bulan lalu.

“Kami sudah mulai dua bulanan, ya sekitar akhir Desember 2021. Kami kerjakan sambil jalan, nggak fokus mengerjakan ini soalnya kan anak-anak ada yang sekolah juga,” kata dia.

Baca juga: Cerita Tumang Surga Kerajinan Logam di Boyolali Diambil dari Nama Hantu

Untuk tahun ini, Agus mengaku memang hanya membuat satu ogoh-ogoh untuk perayaan tawur agung. “Biasanya kami buat dua, sepasang begitu. Hal tersebut untuk mewakili sifat maskulin dan feminin,” kata dia.

Di tahun 2021, Agus mengaku tidak ada pembuatan ogoh-ogoh di daerahnya karena pandemi Covid-19. Untuk tahun 2022, perayaan upacara tawur agung dilaksanakan lebih sederhana dibanding sebelum pandemi.

“Untuk tahun lalu kami hanya melaksanakan ritual keagamaan saja. Untuk tahun ini yang jelas agar anak-anak muda tidak patah semangat, kami tetap membuat ogoh-ogoh seperti tahun-tahun terdahulu. Untuk tahun ini, kegiatan kami pusatkan di pura sini, untuk ritual, dan untuk pembakaran ogoh-ogoh di sekitar pura tanpa pawai dan arak-arakan,” ungkapnya.

Baca juga: Gap Vaksinasi I dan II 10 Persen, Kadinkes Boyolali: Gek Ndang Vaksin!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya