SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Gresnews.com)

Ilustrasi (Gresnews.com)

Magelang (Solopos.com)–Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Biksu Dutavira Mahastavira, mengatakan umat mendoakan para pemimpin negara bertepatan dengan perayaan Tri Suci Waisak 2011 di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Secara khusus, umat bersama para biksu mendoakan para pemimpin bangsa dan negara agar mampu melaksanakan tugasnya memimpin negeri ini dengan baik,” ucap Dutavira di Magelang, Senin (16/5/2011).

Puncak perayaan Tri Suci Waisak untuk memperingati kelahiran Sidharta Gautama, Sang Budha, yang memperoleh pencerahan sempurna, dan wafat Budha Gautama yang jatuh pada Rabu (17/5/2011).

Perayaan itu ditandai dengan meditasi dan puja bakti detik-detik Waisak selama beberapa saat mulai pukul 18.08 WIB di pelataran Borobudur, Candi Budha terbesar di dunia yang juga warisan peradaban dunia itu.

Mereka yang terdiri atas berbagai Dewan Sangha Walubi akan melakukan kirab antara lain mengusung air suci dan api dharma Waisak dari Candi Mendut melewati Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur sepanjang sekitar tiga kilometer.

Dutavira menuturkan umat Budha secara khusus merefleksikan makna hidup dalam kebersamaan untuk kemajuan Bangsa Indonesia melalui perayaan agung tersebut.

Doa yang dipanjatkan umat Budha itu, lanjut dia, sebagai upaya mendorong terciptanya pencerahan hati dan pikiran untuk seluruh bangsa agar kehidupan bersama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara semakin baik pada masa mendatang.

“Supaya tercapai pencerahan batin itu, mulai dari pemimpin baik formal maupun nonformal sampai kepada masyarakat, termasuk umat Budha,” imbuhnya.

Dutavira yang juga salah satu biksu senior Walubi itu mengharapkan, pemimpin negara mengambil setiap kebijakan bukan hanya berdasarkan pikiran tetapi lebih mendalam yakni bersumber dari suara hati nurani.

Kebijakan yang bersumber dari pikiran, jelas dia, hanya mendatangkan untung dan rugi, sedangkan kebijakan berdasarkan hati nurani memberikan kebaikan kepada semua orang dan masa depan hidup bersama yang lebih baik.

Dutavira mengemukakan tentang keyakinan kuat umat Buddha terhadap karma.

“Umat yakin bahwa hidup kita ini karena karmanya sendiri. Kita harus menyiapkan perubahan hidup ke arah lebih baik melalui perbuatan baik kita saat ini, melalui pencerahan yang timbul dari hati nurani,” terangnya.

Dutavira mengharapkan, setiap orang lebih banyak introspeksi dan mencari jati diri melalui suara hatinya.

“Bukan lebih banyak menilai orang lain,” pungkasnya.

(Antara/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya