SOLOPOS.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo bersama dengan Polsek Grogol mengecek lokasi pabrik tahu yang dikeluhkan warga di Dukuh Turiharjo RT 003/RW 005 Madegondo, Grogol, Sukoharjo pada Rabu (7/6/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sejumlah warga di Dukuh Bacem RT 001/RW 001, Langenharjo, Grogol, Sukoharjo mengeluhkan polusi udara dari industri pengolahan tahu di Dukuh Turiharjo RT 003/RW 005 Madegondo, Grogol, Sukoharjo. Lokasi pabrik tahu tersebut bersebelahan dengan Dukuh Bacem RT 001/RW 001, Langenharjo.

Diduga pengusaha tahu tersebut tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sendiri sehingga menimbulkan bau tak sedap dari pembuangan limbah ke sungai yang tercium setiap hari sejak puluhan tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang warga sekaligus pemilik indekos di Dukuh Bacem RT 001/RW 001, Langenharjo, Grogol, Sukoharjo, Hartini Warsino, 78, mengeluhkan bau tak sedap dari pabrik tahu tersebut.

Di samping itu juga mengeluhkan terkait suara bising mesin diesel saat operasional pabrik berlangsung sejak pukul 07.00-19.00 WIB.

“Limbah berupa serbuk bekas pembakaran pengolahan tahu dibuang begitu saja di aliran sungai hingga menumpuk yang akhirnya menyumbat arus air yang bermuara ke Bengawan Solo. Bahkan sungainya dulu sekitar enam meter, sekarang satu meter saja tidak ada,” keluh Hartini saat dijumpai di rumahnya pada Selasa (6/6/2023).

Hal senada dijelaskan penyewa kamar indekos milik Hartini yang memiliki kamar dekat pembuangan limbah, Surono, 36. Ia mengaku pernah menyampaikan protes ke Kades Madegondo yang juga telah diteruskan melalui surat ke dinas terkait.

Menyikapi protes warga tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo bersama Polsek Grogol mendatangi pabrik tahu di Dukuh Turiharjo RT 003/RW 005 Madegondo, Kecamatan Grogol, pada Rabu (7/6/2023). Dalam pengecekannya, petugas DLH sempat mendatangi pemerintah desa setempat untuk melakukan klarifikasi dan mendatangi lokasi pabrik.

Dari hasil pengecekan tersebut, pabrik tahu tersebut perlu melakukan pembersihan aliran sungai yang saat ini terhambat. Ia juga menyarankan pemilik mengeruk anak sungai tersebut agar air yang tidak mengalir bisa mendapatkan jalur.

“Aduan kami terima, langsung kami tindaklanjuti ke desa untuk bertemu kepala desa. Kami juga undang sekalian pemilik usaha. Di sana mereka cerita panjang lebar. Masalahnya juga ketemu, ada penyumbatan ada beberapa yang tidak mengalir intstalasi pengolahan air limbah [IPAL]nya juga tidak berfungsi,” terang Kabid Pengkajian Dampak dan Penaatan Lingkungan Hidup DLH Sukoharjo, Suhardi, saat ditemui di sela-sela pengecekan.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, melalui Kapolsek Grogol, AKP Marlin Supu Payu, yang ikut mendampingi pengecekan mengatakan solusi terbaik harus segera diambil agar tidak terjadi gesekan antara warga dan pengusaha. Sebagai informasi, sudah sempat terjadi gesekan antara penghuni tempat indeks di sekitar pabrik, Surono, 36, dengan pemilik pabrik.

“Hidup bertetangga harus saling menghargai menghormati. Kalau ada yang merasa terganggu pernapasannya karena bau yang ditimbulkan oleh pembuangan tersebut jalan satu-satunya besok harus segera dikeruk sungainya pakai alat maupun manual,” kata Kapolsek.

Anak Triyem selaku pemilik pabrik tahu, yakni Dwi Purwanto, 44, mengatakan pihaknya akan berkomitmen mengeruk sungai agar air bisa mengalir. Ia juga memastikan akan menjalin kerjasama dengan DLH untuk menghidupkan kembali IPAL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya