SOLOPOS.COM - Makam Raden Rangga putra Panembahan Senopati yang dikenal saksi dan gampang marah di Nitikan, Yogyakarta. (Instagram @kanjengnuky)

Solopos.com, SOLO — Selain dikenal sakti dan mudah marah, kisah Pangeran Rangga Samudra yang populer dengan panggilan Raden Rangga ternyata diliputi banyak misteri. Terutama terkait penyebab kematiannya yang menimbulkan banyak spekulasi.

Diceritakan bahwa Raden Rangga merupakan salah satu dari 14 anak Panembahan Senopati, raja pertama Kerajaan Mataram Islam, yang hidup pada abad ke-16 di kawasan yang sekarang menjadi Kota Gede, Yogyakarta. Selain dikenal sakti atau mempunyai kekuatan linuwih, pemuda itu berperangai mudah tersinggung dan marah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketika marah Raden Rangga selalu meluapkannya dengan memukul siapa saja dan apa saja yang ada di depannya. Sepak terjang Raden Rangga didengar ayahandanya yang kemudian memberinya pelajaran.

Baca Juga: Kisah Raden Rangga, Putra Panembahan Senopati yang Sakti tapi Pemarah

Raden Rangga pun diperintahkan berguru kepada eyangnya, Ki Juru Martani. Kendati sempat menggerutu dan tidak suka, akhirnya ia mau berguru kepada sang eyang. Setelah mendapat gemblengan dari Ki Juru Martani, kesaktian Raden Rangga kian bertambah.

Suatu ketika Raden Rangga pulang ke Kerajaan Mataram. Namun dalam perjalanan ia bertemu sesosok ular besar. Pertarungan di antara mereka pun tidak dapat dihindari dan dimenangi Raden Rangga.

“Raden Rangga bertemu ular besar di Desa Patalan dan bertarung dengannya. Setelah partarungan yang dimenanginya, Raden Rangga pulang ke Mataram,” tutur pemerhati sejarah asal Solo, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro, yang baru-baru ini mengunjungi petilasan Panembahan Senopati di Kota Gede, Yogyakarta.

Baca Juga: Ini Hotel Pertama di Solo, Ternyata Sekarang Sudah Berubah Fungsi

Jatuh Sakit

Tanpa dinyana, dari pertarungan dengan ular tersebut Raden Rangga terkena patukannya dan jatuh sakit. “Raden Rangga kemudian meninggal oleh sebab bisa ular tersebut. Jenazahnya lalu dimakamkan di Kota Gede [Yogyakarta],” sambungnya.

Meski demikian, ada versi lain yang mengisahkan Raden Rangga dimakamkan di Nitikan, Yogyakarta. Selain misteri makam Raden Rangga, kisah ular besar yang menggigit dan menyebabkan kematiannya juga masih jadi misteri. Ada yang mengisahkan ular itu berasal dari Laut Selatan.

Baca juga: Bangunan Titik Nol Kilometer Solo Ala Kolonial, Ini yang Paling Identik

Kisah itu muncul karena cerita tentang ibunda Raden Rangga yang konon merupakan Ratu Pantai Selatan. Ada juga cerita berbeda tentang ibunda Raden Rangga yang merupakan seorang putri boyongan yang dititipkan kepada Danang Sutawijaya. Dari situ Danang Sutawijaya, yang merupakan nama muda dari Panembahan Senopati, tertarik dengan sang putri.

“Cerita meninggalnya Raden Rangga misterius karena ada kisah yang menyebutkan dia sengaja dihilangkan karena dianggap berbahaya,” urai Nuky yang kerap mengunggah foto dan video perjalanan menelusuri tempat-tempat bersejarah di Solo, Yogyakarta, dan lainnya di akun Instagramnya, @kanjengnuky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya