SOLOPOS.COM - David Dalsky, Ph.D., dari Kyoto University, Jepang saat memaparkan materinya dalam acara International Conference & Call for Papers. (Istimewa/Humas UKSW)

Solopos.com, SALATIGA–Menggunakan pendekatan psikologi lintas budaya dalam memahami perilaku manusia, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersama Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Salatiga dan Asosiasi Psikologi Kristiani (APK) menyelenggarakan acara International Conference & Call for Papers.

Acara yang mengusung tema Konferensi Internasional Psikologi Multikulturalisme: Membangun Kompetensi Multikultural dalam Komunitas yang Beragam ini diselenggarakan secara hybrid di Balairung UKSW dan melalui platform zoom meeting selama dua hari, Selasa dan Rabu (8-9/11/2022).

Pemukulan gong dilakukan Pembantu Rektor I Bidang Akademik Iwan Setyawan didampingi Dekan Fakultas Psikologi UKSW Berta Esti Ari Prasetya, dan panitia menjadi tanda dimulainya konferensi internasional ini.

Dalam sambutannya, Berta mengungkap bahwa penggunaan online meeting selama pandemi telah meningkatkan interaksi antarindividu dengan kebudayaan berbeda sehingga menjadikan kita masyarakat multikultural dan masyarakat global.

Oleh karenanya kita perlu meningkatkan kesadaran akan kemajemukan budaya ini.

Senada, Iwan menyatakan bahwa dengan adanya peningkatan interaksi masyarakat dengan latar belakang budaya berbeda, maka mahasiswa perlu untuk membekali diri dengan kompetensi multikultural.

“Konferensi ini akan memberikan ide dan pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan multikultural,” jelas dia.

Ketua Panitia International Conference and Call for Papers Doddy Hendro Wibowo mengatakan kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-23 Fakultas Psikologi.

Sebelumnya, telah diadakan Ibadah Syukur, Pre-International Conference of Psychology Multiculturalism, Workshop Basic Counseling Trauma Counseling, dan Alumni Berbagi.

“Konferensi dapat menjadi sarana untuk mendiseminasi ilmu dan hasil penelitian yang terkait psikologi lintas budaya. Dengan ini, semakin banyak ilmu untuk memahami perilaku manusia dengan berbagai latar budaya untuk mendukung manusia untuk dapat menyesuaikan diri di lingkungan yang baru,” jelas dia.

Lebih lanjut, ia juga berharap kegiatan ini dapat berkesinambungan, tidak hanya menyelenggarakan International Conference and Call for Papers namun juga Cross Reading, Jurnal Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.

Lima pembicara hadir mengisi konferensi internasional di hari pertama yaitu David Dalsky, dari Kyoto University, Jepang; Julia Maria Van Tiel selaku Praktisi, Penulis Buku Gifted Children Belanda; Surya Tjandra dari Universitas Katolik Atmajaya Jakarta.

Sementara itu, dua pembicara lainnya, Sefa Bulut, dari Ibn Haldun University, Turki, dan Saule Moldazhanova dari HRBP Practitioner, Kazakhstan menyampaikan materinya melalui presentasi daring.

Dalam salah satu sesi, Julia Maria membawakan materi Cara Menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Budaya Masing-Masing.

Disampaikannya, anak berbakat atau biasa disebut gifted dengan kemampuan intelektual yang tinggi justru membuat anak mengalami kesulitan dalam berinteraksi atau bersosialisasi.

“Maka dari itu diperlukan kerja sama dan kolaborasi antara guru, orang tua dan psikolog. Selain itu perlu adanya deteksi yang dapat dilakukan sedini mungkin,” terangnya.

Julia menambahkan bahwa deteksi yang dapat dilakukan misalnya dengan melihat pertumbuhan dan perkembangan anak, melihat karakteristik kepribadiannya dan melihat produk-produk yang dihasilkan seperti ketika ia menggambar, permainan, komunikasi, dan pemecahan masalah.

Beberapa pendekatan pendidikan dan mengasuh anak berbakat antara lain menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikan.

Selain itu, guru dan orang tua dapat menjadi support team bagi sang anak di sekolah maupun di rumah.

Pada hari kedua penyelenggaraannya, konferensi internasional ini masih berlanjut dengan pembicara John Murray, MATS-MIA Hesston College, Amerika yang mengusung tema Bagaimana Mencegah dan Menyelesaikan Konflik Multikultural yang dilangsungkan secara daring.

Personal Branding dalam Komunitas Multikultural dan Kompetensi Multikultural untuk Meminimalkan Stigma Terhadap Warga Binaan Permasyarakatan akan dibawakan oleh Berta Esti Ari Prasetya, dan S. A. Kristianingsih dari Fakultas Psikologi UKSW di Balairung UKSW.

Dalam kegiatan ini, sedikitnya ada sekitar 630 peserta yang terdiri atas dosen dan tenaga pendidik dari Universitas HKPB Nommensen, Universitas Pelita Harapan, Indonesia International Institute for Life Sciences, Universitas Gadjah Mada, Institute Agama Kristen Negeri Manado, Universitas Mandala Waluya, Universitas Tarumanegara, serta Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Selain itu juga dari Universitas Surabaya, Universitas Diponegoro, Universitas Nasional Karangturi, Universitas Nusa Cendana, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Universitas Sanata Dharma, Universitas Pattimura, dan Universitas Kebangsaan Malaysia.

Terdapat pula 53 papers yang dikumpulkan sebagai partisipasi dalam acara ini. Sementara itu, selain kegiatan konferensi internasional, acara malam puncak juga menyemarakkan Dies Natalis ke-23 Fakultas Psikologi.

Rekomendasi
Berita Lainnya