SOLOPOS.COM - Jumarni, warga Dusun Kopat, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo menunjukkan emping melinjo buatannya, Jumat (30/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

UKM Kulonprogo memiliki desa sentra emping melinjo.

Harianjogja.com, KULONPROGO-Tidak jauh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates, ada banyak warga di Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, yang bekerja sebagai perajin emping melinjo. Meski tidak dijadikan pekerjaan utama, pembuatan emping melinjo dianggap bisa memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satunya adalah Jumarni, warga Dusun Kopat, Desa Karangsari. Dia mengaku sudah lebih dari 20 tahun menjadi perajin emping melinjo.

“Tapi saya cuma buruh, jadi tidak keluar modal,” kata Jumarni saat ditemui di rumahnya, Jumat (30/10/2015).

Jumarni menuturkan, perajin emping melinjo di Karangsari mulai bermunculan dan terus bertambah sejak 1980an. Saat itu, memang banyak tanaman melinjo yang tumbuh subur di karangsari. Selain memanfaatkan daging buah dan daun mudanya untuk sayuran, warga setempat mengolah biji melinjo menjadi emping.

Keterampilan membuat emping diajarkan secara turun-temurun. Namun, Jumarni sendiri mengaku tidak belajar dari ibunya yang merupakan pedagang aneka bahan bumbu masakan. Dia berlatih membuat emping melinjo bersama tetangga yang sudah lebih dulu bisa.

Langkah pembuatan emping sebenarnya sederhana. Biji melinjo disangrai hingga matang. Sebelum dingin, biji melinjo yang sudah disangrai harus segera ditumbuk. Selanjutnya, hasil tumbukan dijemur di bawah panas matahari. Jika matahari sedang benar-benar terik, emping hanya perlu dijemur selama satu jam. Namun, saat cuaca buruk, emping bahkan bisa harus dijemur selama tiga hari hingga kering.

“Kayaknya gampang tinggal ditumbuk tapi ya harus tetap latihan bisa pas tebalnya,” ujar perempuan berusia 44 tahun itu.

Jumarni biasa mengambil bahan dari juragan emping setiap minggu. Meski demikian, dia tidak terikat dengan target tertentu. Jika sedang sibuk dengan urusan rumah tangga, dia bisa saja menunda pengambilan bahan. Banyaknya biji melinjo yang diolah per minggu pun tidak pasti, sekitar lima sampai 20 kilogram.

Sehari-hari, Jumarni hanyalah ibu rumah tangga. Pekerjaan membuat emping ibarat pengisi waktu luang yang berbuah uang. Upah yang diterima memang tidak banyak, sekitar Rp5.000 sampai Rp7.000 per kilogram. Namun, dia bisa tetap mengurus rumah dan anak. “Lumayan buat menambah pemasukan keluarga,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya