SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO—Komisi IV DPRD Solo merekomendasikan agar pembagian sub rayon dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) sekolah menengah pertama (SMP) ditinjau ulang dengan mempertimbangkan jumlah siswa dan jarak sekolah. Rekomendasi itu disampaikan setelah Komisi IV DPRD Solo melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sub rayon timur di SMPN 8 Solo, Senin (5/5/2014).

Sidak yang dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Solo Teguh Prakosa itu diikuti tujuh orang wakil rakyat mulai pukul 07.00 WIB. Mereka memilih sidak ke SMPN 8 Solo lantaran sub rayon timur merupakan sub rayon dengan jumlah sekolah paling banyak, yakni 27 sekolah dengan jumlah siswa sekitar 3.100 orang. Di rayon Solo dibagi menjadi tiga sub rayon, yakni di SMPN 8 Solo untuk sub rayon timur, SMPN 10 Solo untuk sub rayon tengah, dan SMPN 15 Solo untuk sub rayon barat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kami merekomendasikan agar pembagian sub rayon ditinjau ulang untuk tahun-tahun mendatang [2015]. Pembagian sub rayon itu supaya disesuaikan dengan jarak dan jumlah sekolah. Kalau dilihat dari jumlah sekolah, sub rayon timur paling banyak. Tapi, bila dilihat jumlah siswanya, sub rayon barat yang paling banyak meskipun jumlah sekolahnya lebih sedikit. Jadi, letak geografis itu menjadi pertimbangan utama,” tegas Sekretaris Komisi IV DPRD Solo, Abdul Ghofar Ismail, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin siang.

Ghofar, sapaan akrabnya, memberi contoh SMP Islam Joyotakan secara geografis lebih dekat dengan sub rayon tengah (SMPN 10 Solo) atau sub rayon barat (SMPN 15 Solo). Persoalan itu, kata dia, menjadi keluhan juga di sekolah Joyotakan itu karena jaraknya terlalu jauh dengan SMPN 8 Solo.

Ketua Komisi IV Teguh Prakosa mengatakan sistem rayon itu sebenarnya hanya untuk memperpendek jarak antarsekolah dalam distribusi soal UN. Menurut dia, lokasi sub rayon timur itu terlalu ke utara, sehingga sekolah di sebelah selatan (Joyotakan) menjadi sekolah paling jauh. “Sekolah itu harus menempuh perjalanan 30 menit untuk pengambilan soal di sub rayon. Padahal secara geografis lebih dekat dengan SMPN 10 Solo atau SMPN 15 Solo dan medan jalannya juga lebih mudah,” tuturnya.

Menurut Teguh, selama sidak hari pertama UN SMP tidak ada persoalan yang berarti. Dia menerangkan proses distribusi soal sampai pelaksanaan UN berjalan lancar. “Pelaksanaan UN di Solo relatif kondusif, penjagaan soal, pengawasan berjalan lancar. Sampai hari ini, saya belum dapat laporan dari pengawas UN,” tuturnya.

Pelaksanaan UN hari pertama dengan materi bahasa Indonesia. Untuk Selasa (7/5) materi UN-nya matematika. Hari berikutnya, bahasa Inggris, kemudian hari terakhir ilmu pengetahuan alam (IPA). “Setiap hari satu mata pelajaran. Sistem soalnya sama, yakni silang. Dalam satu ruang ada 20 jenis soal, sama seperti soal SMA,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya