UN saat ini hanya berfungsi sebagai alat pemetaan kualitas pendidikan.
Harianjogja.com, JOGJA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah mengkaji secara mendalam kemungkinan penghapusan Ujian Nasional (UN).
Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar
Pengkajian itu dilakukan karena kini UN tidak lagi berlaku sebagai standar kelulusan anak didik. UN saat ini hanya berfungsi sebagai alat pemetaan kualitas pendidikan.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad mengungkapkan, kajian penghapusan UN sampai saat ini masih dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak lain.
Kajian tersebut melibatkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan serta Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
“Jadi sifatnya belum final, karena masih harus dilakukan pembahasan lebih lanjut. Kalaupun nantinya UN benar-benar dihapus, tidak akan diterapkan pada tahun 2017 mendatang, tapi kemungkinan baru 2018,” papar Hamid saat mengunjungi SMK Negeri 2 Jogja, Rabu (19/10/2016).
Lebih lanjut Hamid menjelaskan, kajian mendalam dilakukan agar apapun keputusan yang diambil nantinya tidak merugikan berbagai pihak, siswa utamanya.
Kajian dilakukan, salah satunya dengan mempertimbangkan efektifitas dari pelaksanaan UN, jadi tidak sekadar masalah kecurangan yang sering mewarnai pelaksanaan UN.
“Sejak beberapa tahun terakhir UN sudah tidak menjadi alat penentu kelulusan. Sehingga banyak yang mempertimbangkan seandainya UN tidak dilakukan setiap tahun, tapi mungkin 3 tahun sekali,” terang Hamid.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji mengaku belum mengetahui rencana tersebut. Dia mengatakan, pihaknya belum menerima surat edaran resmi terkait rencana penghapusan UN.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
