SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional SMP (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Ujian Nasional 2016 diwacanakan akan  dimajukan pelaksanaannya. 

Solopos.com, WONOGIRI-Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Wonogiri minta pengambil kebijakan mempertimbangkan efek negatif pemajuan pelaksanaan ujian nasional (UN) 2016 dari April menjadi Februari. Pembelajaran yang sekarang berjalan belum bisa membawa anak didik tuntas, apalagi jika dipadatkan. PGRI Wonogiri minta pemajuan jadwal UN tidak uji coba, seperti pelaksanaan kurikulum 2014.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penegasan itu disampaikan Ketua PGRI Wonogiri, Kusman ditemui solopos.com di sela-sela acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Gedung PGRI, Brumbung, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Sabtu (30/5/2015). Kusman mengaku belum tahu dan belum mendapat informasi terkait pemajuan jadwal UN untuk siswa setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). “Pembatalan pelaksanaan kurikulum 2014 membuat sengsara karena muncul di masyarakat guru Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan guru kurikulum 2014.”

Kusman menjelaskan, jika pelaksanaan UN dilangsungkan di awal semester genap maka target kurikulum belum 100% tuntas. “Jika anak didik belum tuntas, bagaimana harus mengikuti UN. Pemajuan jadwal UN akan mengganggu pelajaran non-Mapel UN.”

Dikatakannya, empiris sekarang memasuki semester genap semua otoritas sekolah menambah jam pembelajaran Mapel UN kepada semua anak didik. Penambahan jam, ujarnya, tidak mengganggu jam Mapel yang lain. “Pemadatan materi pembelajaran akan sulit dilakukan karena mapel lain tidak boleh didiskriminasikan.”

Kusman yang juga Kepala SMPN 1 Wonogiri berharap dilakukan kajian ulang sebelum wacana direalisasikan. “Waktu pembelajaran, pembeayaan dan tenaga menjadi komponen yang harus dipertimbangkan dalam mengkajian wacana itu. Jangan tergesa-gesa melaksanakan wacana. Sudah ada contoh, tidak berlakunya kurikulum 2014 menyengsarakan.”

Sebelumnya, otoritas Dinas Pendidikan (disdik) dan Forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Wonogiri belum mengetahui wacana pengajuan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) jenjang SLTA di bulan Februari 2016. Kalender akademik terbaru hasil revisi dari Disdik Provinsi Jateng ditulis bahwa UN 2016 dilangsungkan pada April seperti tahun ini.

“Kasihan anak didik jika terus-menerus menjadi lahan uji coba program,” ujar Kepala Disdik Wonogiri, Siswanto.
Siswanto menyatakan, wacana UN dilaksanakan Februari 2016 akan merubah semua kalender pendidikan. “Kami belum mendapatkan informasi pemajuan UN tersebut tetapi wacana itu akan kami tanyakan di rakor dinas Provinsi Jateng. Kejelasan program harus dilakukan agar persiapan bisa berjalan maksimal.”

Menurutnya pemahaman anak didik tidak akan maksimal apabila UN maju pada Februari 2016. Dia mengaku akan ada hambatan apabila wacana itu dilaksanakan tanpa kesiapan matang. “Tanpa pemadatan materi ajar saja belum semua materi ajar sampai pada anak didik. Kalau benar UN maju kami berharap porsi materi ajar diselaraskan dari daerah hingga pusat.”

Diakuinya, kesiapan anak didik untuk mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri lebih pendek jika UN dilaksanakan April. Terpisah, Ketua MKKS SMA se-Wonogiri Pujo Irianto mengaku belum mengetahui dimajukannya pelaksanaan UN 2016 di bulan Februari. “Saya baru saja mendapatkan kalender akademik hasil revisi bahwa UN dijadwalkan berlangsung bulan April. Belum ada informasi UN dilaksanakan Februari.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya