SOLOPOS.COM - Beberapa peserta Ujian Kompetensi Guru (UKG) keluar dari ruang tunggu menuju ruang ujian di Laboratorium Sistem Operasi SMK Ma’arif 1 Wates, Selasa (17/11/2015). (Harian Jogja/Rima Sekarani I.N)

Ujian kompetensi guru di Kulonprogo diwarnai komputer yang tiba-tiba mati

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pelaksanaan Ujian Kompetensi Guru (UKG) di SMK Ma’arif 1 Wates sempat diwarnai insiden kecil, Selasa (17/11/2015). Pada ujian sesi pertama, salah satu komputer yang digunakan peserta sempat mati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diungkapkan Yollan Daru, peserta asal SMP Negeri 2 Kokap. Namun, bukan dia sendiri yang mengalaminya, melainkan peserta lain yang juga mengerjakan soal di Laboratorium Sistem Operasi SMK Ma’arif 1 Wates. “Tadi ada peserta lain yang komputernya sempat mati,” kata Yollan, sesaat setelah keluar dari ruang ujian, Selasa pagi.

Yollan mengatakan, peserta bersangkutan tampak bingung dan panik. Dia sempat akan dipindahkan ke komputer lain tapi tidak jadi. Sebab, petugas operator dan teknisi bisa menyalakan komputernya kembali. “Saya tidak tahu waktunya [mengerjakan soal ujian] bakal terpotong atau tidak,” ujar dia.

Kendati begitu, peristiwa itu dinilai tidak begitu menganggu proses ujian. Yollan pun mampu menyelesaikan semua soal tanpa ada kendala teknis dari sisi fasilitas komputer maupun koneksi internet.

Dia mengaku hasilnya memang kurang maksimal. Hanya 54 dari 100 soal yang dia jawab dengan benar. Namun dengan hasil yang dia capai, guru Pendidikan Jasmani itu merasa cukup puas karena masih masuk kategori B.

Hal serupa juga dinyatakan Barjo, peserta asal SMP Negeri 4 Sentolo. Tidak ada kendala teknis yang dia hadapi. Hanya saja berbeda dengan Yollan, dia tidak ingin membeberkan berapa skor nilainya. “Kendalanya cuma kurang belajar. Bisa selesai tapi banyak yang salah,” tutur dia.

Sementara itu, Koordinator Laboratorium Sistem Operasi SMK Ma’arif 1 Wates, Asyirudin Achmad memaparkan, insiden komputer mati disebabkan oleh keteledoran dari peserta bersangkutan. “Mati karena tombolnya tersenggol dia sendiri. Cuma itu dan bisa dinyalakan lagi,” ungkap Asyirudin.

Ada 20 unit komputer yang disediakan beserta dua unit lain sebagai cadangan. Jika terjadi masalah pada komputer utama, peserta bisa dipindah ke komputer cadangan. Namun, hal itu tidak dilakukan karena komputer bisa dihidupkan lagi.

“Kami rasa itu tidak mengganggu. Waktunya tidak berkurang dan jawaban sudah otomatis tersimpan sehingga peserta tidak perlu mengulang dari awal,” jelas Asyirudin kemudian.

Asyirudin menambahkan, ada dua operator dan teknisi serta seorang pengawas yang bertugas di ruang ujian. Selama beberapa hari sebelumnya, dia mengaku tim sempat punya pekerjaan tambahan karena harus menuntun sejumlah peserta yang kesulitan mengoperasikan komputer, terutama mereka yang sudah tua.

Namun hari itu dia bersyukur karena semua peserta bisa mengerjakan soal secara mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya