SOLOPOS.COM - Seorang guru mengajar mata pelajaran tertentu kepada peserta didik di sebuah ruang kelas SDN 1 Puro, Karangmalang, Sragen, belum lama ini.(Tri Rahayu/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN—Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) untuk jenjang taman kanak-kanak (TK) atau raudhatul athfal (RA) dihentikan sementara mulai Senin (19/4/2021) lantaran terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sragen.

Sementara untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) tetap melaksanakan ujian sekolah mulai Senin-Sabtu (19-24/4/2021) dengan metode luar jaringan (luring) atau dalam jaringan (daring). Metode luring dalam ujian sekolah hanya diizinkan bagi SD atau SMP yang berada di zona aman Covid-19 sesuai evaluasi dan analisis kepala sekolah masing-masing.

Promosi Pegadaian Area Surabaya 2 Gelar Festival Ramadan 2024 di 2 Lokasi

Penjelasan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen Suwardi dalam surat bernomor 420/1460/013/2021 tertanggal 17 April 2021 perihal pemberitahuan ujian sekolah. Surat tersebut ditujukan kepada koordinator wilayah kecamatan (korwilcam) pendidikan, pengawas sekolah, dan kepala TK, SD, dan SMP se-Kabupaten Sragen.

Baca Juga: BPOM Didesak Semestinya Sikapi Vaksin Nusantara

“Intinya pelaksanaan ujian sekolah bisa dilakukan lewat daring maupun luring. Sekolah yang memang aman dan tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat bisa melakukan luring tetapi sebaliknya sekolah yang tidak aman tetap pakai metode daring. Besok [Senin] kami akan memantau pelaksanaan ujian sekolah tersebut,” ujar Suwardi saat dihubungi Solopos.com, Minggu (18/4/2021).

Dia menerangkan semua aktivitas sekolah dipantau semua oleh pengawas sekolah. Dia mengatakan metode pembelajaran yang digunakan bersifat dinamis sesuai dengan situasi dan kondisi daerah terkait dengan perkembangan kasus Covid-19.

“Selama uji coba PTM kemarin sebenarnya sekolah cukup siap dan uji coba berjalan lancar. Tetapi perkembangan kasus Covid-19 di Sragen terus bertambah sehingga kami mengevaluasi setiap hari,” ujarnya.

Baca Juga: Kejadian Aneh Makam Dayakan Klaten, Bikin Bakul Bakmi Tersesat Dan Kacaukan Google Maps

Zona Aman

Jumlah desa yang masuk zona aman ikut menurun sehingga membuat pejabat pengambil kebijakan di lingkungan Disdikbud Sragen pusing. Mereka menginginkan semua sekolah bisa PTM supaya kualitas pendidikan meningkat tetapi situasi dan kondiri perkembangan Covid-19 harus menjadi pertimbangan utama.

Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sragen Prihantomo menambahkan peningkatan kasus Covid-19 yang tinggi menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan PTM. Dia melihat anak-anak seusai TK atau pendidikan anak usia dini (PAUD) lebih rentan terhadap Covid-19 sehingga ada evaluasi setiap pekan yang bisa digunakan untuk menentukan langkah lanjutan.

“Untuk SD dan SMP yang melaksanakan ujian sekolah bisa luring. Namun, bagi sekolah dengan pertimbangan tertentu, misalnya lingkungan sekolah ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 meningkat serta dirasa kurang aman, maka sekolah bisa mengambil langkah daring,” jelas Prihantomo yang juga Pelaksana Tugas Sekretaris Disdikbud Sragen. Dia menyebut ujian sekolah itu jadwalnya Senin-Sabtu dan semua mata pelajaran di sekolah diujikan semua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya