SOLOPOS.COM - Warga melintas di dekat lahan yang mulai digarap untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja di wilayah Kecamatan Karanganom belum lama ini. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) selaku pengembang jalan tol Solo-Jogja optimistis proyek pembangunan tol rampung tepat waktu. Terkait masih ada belasan warga Desa Pepe, Kecamatan Ngawen yang belum bersedia menandatangani persetujuan nilai uang ganti rugi (UGR), PT JMM menyatakan proyek fisik menghindari wilayah desa tersebut untuk sementara waktu.

General Manager Lahan dan Utilitas PT JMM, Muhammad Amin, mengatakan proses pembebasan lahan untuk ruas jalan tol Solo-Jogja seksi 1 (Kartasura-Purwomartani) terus berlangsung. Hingga Kamis (7/7/2022), capaian pembebasan lahan untuk ruas antara Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah dengan Purwomartani, Sleman, DIY sekitar 45,13 persen dengan nilai uang ganti rugi (UGR) yang dibayarkan Rp3,2 triliun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kartasura-Ngawen persentase pembebasan lahan atau yang sudah dibayarkan UGR sebesar 71,97 persen. Sedangkan, Ngawen-Purwomartani baru 14,66 persen,” kata Amin saat ditemui di kantor Desa/Kecamatan Ngawen, Kamis (7/7/2022) sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Amin menjelaskan proses pembebasan lahan ruas jalan tol seksi 1 atau Kartasura-Purwomartani rampung pada Juli 2023. Terkait target penyelesaian proyek fisik, Amin menjelaskan pembangunan jalan tol Solo-Jogja seksi 1 ditargetkan rampung pada akhir 2023 atau awal 2024.

Saat ditanya masih ada warga yang menolak nilai UGR, Amin menjelaskan secara umum mengganggu pelaksanaan proyek fisik.

Baca Juga: Memanas 1 Jam! Rakor Tim Pembebasan Tol-14 Warga Pepe Klaten Buntu

”Desa Pepe ini satu dari 50 desa di Klaten yang kena tol. [Masih ada penolakan] memang menghambat. Tetapi, masih bisa ter-handle lah,” kata Amin.

Amin mengakui proyek fisik pembangunan jalan tol di Klaten sudah memasuki wilayah Klaten termasuk di Desa Pepe. Lantaran masih ada penolakan dari 14 pemilik bidang lahan di Pepe, untuk sementara menghindari pelaksanaan proyek fisik di wilayah Desa Pepe. Pelaksana proyek diminta menggarap lahan di wilayah lain yang sudah dibebaskan.

“Dengan situasi yang menghangat di Pepe, tadi saya sudah minta PT Adi Karya untuk slow down di Pepe dulu, dihindari dulu di Pepe,” jelas dia.

Terkait dampak kerusakan jalan akibat proyek pembangunan jalan tol, Amin menjelaskan perbaikan menjadi tanggung jawab kontraktor.

Baca Juga: Proyek Fisik Tol Sampai Ngawen, Rest Area Manjungan Klaten Tetap Unik

“Kalau kerusakan jalan akibat proyek menjadi tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya. Pwerbaikannya tidak hari ini dilewati terus besok dibetulin. Perbaikan dilakukan setelah proyek selesai atau ada kesepakatan dengan warga, Pemdes, atau Pemkab kapan jadwalnya akan diperbaiki. Terkait bising dan lainnya, nanti ada tim humas dari pihak kontraktor pendekatan ke warga, misalkan minta kompensasi bising atau debu dibicarakan dengan kontraktor,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya