SOLOPOS.COM - Indonesiaku Kulinerku Digelar Bank BRI, Jumat (8/8/2014) (Rachman/JIBI/Bisnis)

 

Harianjogja.com, JOGJA– Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di DIY resmi dicanangkan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY meresmikan GNNT bersama bank mitra seperti Mandiri, BNI, BRI dan BCA di hadapan mahasiswa baru Sekolah Vokasi UGM, Rabu (20/8/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY Arief Budi Santoso mengatakan GNNT merupakan kampanye yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis dan juga lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non tunai. Selain penggunaannya mudah, transaksi keuangan dengan uang elektronik dinilai aman dan efisien. Di DIY, UGM dipilih sebagai lokasi pilot project penerapan lingkungan less cash society atau masyarakat yang lebih menggunakan alat pembayaran non-tunai dari pada menggunakan uang tunai.

“Pertimbangan kami, populasi mahasiswa UGM besar, mencapai lebih dari 50.000 dengan transaksi ritel di sekitar kampus sangat tinggi dan dominasi kalangan muda yang gemar mencoba hal baru,” ujar Arief di sela pencanangan GNNT di UGM, Rabu (20/8/2014).

Ia menambahkan penggunaan alat pembayaran non tunai terus meningkat tercermin dari pertumbuhan jumlah instrumen volume dan nominal  transaksi Alat Pembayaran Melalui Kartu (APMK) serta uang elektronik sejak tahun 2008. Sampai 2013 tercatat volume transaksi APMK sebesar 3,46 juta transaksi dengan nominal mencapai Rp3,7 trilyun atau tumbuh sebesar 23,89% dibandingkan 2012. Selain itu dari keseluruhan transaksi APMK, pembayaran dengan menggunakan kartu ATM dan kartu debit mencapai puncak dengan porsi tidak kurang dari 75% selama 3 tahun terakhir.

“Belum lagi pada transaksi kecil-kecil atau mikro dan ritail, penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran juga terus naik,”imbuh Arief.

Ke depan, pihaknya akan melakukan upaya diseminasi informasi dan peningkatan penggunaan alat pembayaran non tunai. Hal itu dilakukan agar pengguna e-money tidak terbatas lembaga pendidikan, tetapi juga pada lokasi lain.

“Kami ingin tercipta sebuah closed loop ecosystem di wilayah DIY dengan mengedepankan sistem pembayaran yang terintegrasi pada berbagai sektor yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya perekonomian dan kesejahteraan masyarakat DIY,” kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya