SOLOPOS.COM - Ilustrasi (infoakademika.com)

Harianjogja.com, JOGJA – Universitas Gadjah Mada, Pemerintah DIY, dan Pemerintah Provinsi Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan membuka peluang kerjasama dalam mendorong pembangunan ekonomi pedesaan. Kerjasama yang terjalin lebih fokus untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Konsep pembangunan masyarakat desa ini mengkombinasikan konsep pembangunan masyarakat pedesan Korea yang dikenal dengan Saemaul Undong dengan budaya gotong royong yang ada di Indonesia.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

“Ini praktek baik dalam pembangunan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya dalam pembangunan masyarakat desa,“ ujar Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset Budi Santoso Wignyosukarto pada seminar dan workshop peningkatan kerja sama UGM, Pemda DIY dan Pemerintah Provinsi Gyeongsangbuk-do dalam implementasi Saemaul Undong di DIY, Selasa (4/11/2014).

Acara itu sekaligus dihadiri Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX dan Wakil Gubernur Gyeongsangbuk-do, Lee In Seon.

Budi WS, demikian ia akrab disapa, menegaskan, konsep pembangunan Saemaul Undong yang ada di Korea pada prinsipnya hampir sama dengan konsep pembangunan gotong royong.

Kendati demikian, menurut dia, semangat pembangunan gotong royong saat ini makin luntur akibat pemerintah sebelumnya lebih menekankan pembangunan berorientasi pertumbuhan ekonomi.

“Pembangunan kita selama ini hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari eksploitasi sumber daya alam tanpa meningkatkan nilai tambah,” tuturnya.

Berbeda dengan di Korea, kata Budi, konsep Saemaul Undong adalah sebuah gerakan masyarakat dalam ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan infrasruktur pedesaaan.

Lee In Seon dalam sambutannya mengatakan, kerjasama Gyeongsangbuk-do dengan UGM merupakan tindak lanjut dari ditandatangninya perjanjian kerja sama dengan Pemda DIY pada 2005 silam.

“Bidang pertanian dan perikanan yang akan diutamakan,” katanya.

Selain itu, katanya, kerjasama tripartit ini akan membina pelaku usaha kecil dan menengah di DIY dalam memproduksi dan memasarkan produk yang berorientasi ekspor sehingga mampu meningkatkan daya saing.

Dalam kesempatan itu, Lee juga menegaskan dirinya akan menjembatani kerjasama lebih intensif antar perguruan tinggi. Dia menyebutkan Gyeongsangbuk-do terdapat 37 perguruan tinggi dengan 370.000 mahasiswa.

“Banyak riset unggulan yang bisa dikerja samakan,” ujarnya.

Sementara Sri Paku Alam IX mengatakan realisasi kerja sama DIY dengan Gyeongsangbuk-do dimulai dengan program pembangunan pedesaan di daerah Kabupaten Gunungkidul. Kerjasama semacam ini diharapkan nantinya bisa memperkecil kesenjangan ekonomi antara masyarakt desa dan kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya