SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Lance Armstrong. JIBI/SOLOPOS/Reuters

JENEWA—Episode terakhir kasus doping Lance Armstrong berakhir tragis. Mega bintang balap sepeda asal Amerika Serikat (AS) ini akhirnya benar-benar harus mengikhlaskan tujuh trofi Tour de France (TdF) melayang dari genggamannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI) mengesahkan sanksi yang diberikan Badan Anti-Doping AS (USADA) itu, Senin (22/10/2012). Selain mencoret gelar milik  Armstrong di TdF, UCI juga sepakat untuk menerapkan sanksi larangan bertanding seumur hidup bagi pembalap sepeda yang juga dikenal sebagai pejuang kanker itu.

“Lance Armstrong tidak punya tempat lagi di dunia balap sepeda,” beber Presiden UCI, Pat McQuaid dalam jumpa pers, seperti dilansir Reuters, Senin.

“UCI berharap bisa memulai perjalanan dengan melangkah lebih maju mulai hari ini, dengan mengonfirmasi bahwa tidak akan ada banding ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) dan akan mengakui sanksi yang diberikan USADA,” sambung dia.

Pada 10 Oktober lalu, USADA mempublikasikan laporannya mengenai keterlibatan Armstrong dalam skandal doping. Pembalap AS yang telah memutuskan pensiun dari dunia balap itu dinyatakan terlibat dalam sebuah program doping yang dilakukan secara canggih dan profesional sepanjang sejarah dalam dunia olahraga.

Armstrong memang sempat mengemukakan bantahan atas tuduhan USADA. Namun ia sepertinya sudah lelah dan memilih bersikap pasif dan memasrahkan urusan ini kepada badan balap sepeda dunia.

Armstrong sendiri selalu lolos dalam tes medis saat menjuarai TdF pada periode 1999-2005. Namun, bukti-bukti USADA tampaknya sangat sulit dibantah. Apalagi, rekan-rekan setim Armstrong di US Postal and Discovery Channel, ikut memberikan kesaksikan yang memberatkan sang pembalap.

Ini bukanlah skandal doping kali pertamanya di dunia balap sepeda. Sebelumnya, sudah ada beberapa kasus yang diungkap badan anti-doping. Namun, sepertinya banyak yang sepakat jika kasus Armstrong ini menjadi kasus yang paling menghebohkan dan mencoreng kredibilitas balap sepeda dunia. UCI pun mengaku tak akan menyerah untuk memperbaiki martabat olahraga ini.

“Balap sepeda masih mempunyai masa depan. Ini bukan kali pertamanya balap sepeda berada di persimpangan jalan atau itu akan menjadi awal yang baru,” lanjut McQuaid.

“Ketika saya mengambil jabatan ini [sebagai Presiden UCI] pada 2005, saya meletakkan perang melawan doping sebagai prioritas.Saya akui doping dalam balap sepeda sudah membudaya. Balap sepeda perlu menempuh perjalanan jauh. Dan saya tidak punya niat untuk mundur sebagai Presiden UCI,” tegas McQuaid.

“Saya meminta maaf tidak bisa menyelamatkan semuanya dari hukuman dan melemparkan mereka ke luar dari olahraga ini,” sambung dia.

McQuaid juga mengaku muak ketika melihat isi yang tertuang dalam laporan USADA. Ia pun dengan tegas meminta Armstrong benar-benar melupakan kejayaannya di olahraga yang membesarkan namanya itu.

Sementara itu, mengenai siapakah yang akan berhak mewarisi tujuh gelar TdF milik Armstrong, akan didiskusikan Komite Manajemen UCI, Jumat (26/10). Sebelumnya, Direktur TdF, Christian Prudhomme, mengatakan dia yakin tidak ada pembalap mana pun yang bisa mewarisi gelar setelah pemenangnya gugur gara-gara doping.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya