SOLOPOS.COM - Heru Gundul, guru Panji Petualang (Instagram)

Solopos.com, BANJARMASIN — Pakar ular Heru Gundul menjadi salah satu orang yang sangat berduka atas meninggalnya Aji Rachmat Purwanto, Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia akibat dipatuk ular king cobra pada Minggu (12/2/2023).

Aji Rachmat mengembuskan napas terakhirnya, Selasa (14/2/2023), setelah dirawat di rumah sakit di Banjarmasin, Kalimantan Selatan selama dua hari setelah terpatuk king cobra.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Heru Gundul mengunggah ucapan duka cita di akun Instagram miliknya, @heru.gundul, Selasa.

“Dari hati yang paling dalam, saya dan keluarga turut berduka cita atas meninggalnya Mas Aji Rachmat Purwanto Bin Suharsono Ketua Sioux Indonesia, pada pukul 01.32 Wita /00.32 WIB di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Semoga Allah menempatkannya di tempat yang paling indah bersama orang-orang beriman, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dalam menerima cobaan ini. Amin,” tulis Heru Gundul yang juga host Jejak Si Gundul di TransTV itu.

Sebelumnya diberitakan, musibah pawang meninggal dunia akibat digigit king cobra kembali terjadi.

Setelah asisten Panji Petualang, Alprih Priyono pada 18 Desember 2022, kali ini Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia, Aji Rachmat Purwanto, meninggal dunia, Selasa (14/2/2023), setelah dipatuk ular king cobra.

Pembina Sioux Ular Indonesia, Edwin Firdiansyah, dalam siaran persnya, Selasa, menyebutkan Aji Rachmat Purwanto terkena patukan king cobra saat memandu acara di Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Minggu (12/2/2023) lalu.

Ketika sedang memberikan edukasi, almarhum diduga lengah sehingga ular berbisa mematikan itu mematuknya.

Aji langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah terkena patukan king cobra miliknya.

Sempat dirawat dua hari, nyawa Aji Rachmat tak tertolong karena bisa king cobra telah menyebar ke seluruh tubuhnya.

“Pengurus yayasan, rekan-rekan Muscle (anggota Sioux), kolega dan jejaring lain telah berusaha sekuat tenaga membantu keluarga dalam proses penanganan kondisi beliau, baik secara personal maupun organisasi, dengan berbagai macam cara dan upaya. Beliau ditakdirkan oleh Allah SWT meninggalkan kita semua tanggal 14 Februari dini hari waktu setempat,” ujar Edwin, dikutip Solopos.com, Selasa.

Dikutip dari National Geographic, king cobra merupakan salah satu ular berbisa paling mematikan di dunia.

Ular ini memiliki jumlah racun saraf hingga mencapai dua persepuluh ons cairan yang dapat mereka berikan dalam satu gigitan.

Racunnya itu dapat membunuh 20 orang atau bahkan seekor gajah.

King cobra termasuk dalam subkelompok ular yang dikenal sebagai elapid, ada lebih dari 270 spesies ular kobra dan kerabatnya.

Racun elapid mengandung neurotoksin postsinaptik yang menyebar dengan cepat di aliran darah korbannya menyebabkan gagal napas hingga kematian.

Korban yang digigit biasanya meninggal dalam waktu 30 hingga 60 menit tergantung dari jenis dari ular kobra tersebut.

Satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa korban gigitan ular kobra adalah dengan menyuntikkan antivenom yang tepat segera setelah pasien digigit.

Biasanya dokter akan memberikan antivenom dalam bentuk suntikan maupun melalui infus, sehingga penawar tersebut bisa bereaksi secepat mungkin.

Adapun antivenom tersebut juga disesuaikan dengan jenis ular yang menggigit pasien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya