SOLOPOS.COM - Ketua DPRD Jateng, Bambang Kusriyanto (kedua dari kanan), saat menghadiri acara Prime Topic di Hotel Wujil, Kabupaten Semarang, Selasa (28/1/2020). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, UNGARAN — DPRD Jawa Tengah (Jateng) terus melakukan inovasi guna bertransformasi menjadi parlemen modern. Inovasi itu terlihat dari sejumlah kebijakan yang dibuat DPRD Jateng, salah satunya perubahan tata tertib (tatib) bagi anggota.

Ketua DPRD Jateng, Bambang Kusriyanto, mengatakan perubahan tata tertib itu dilakukan guna mengubah sikap dan tingkat kedisiplinan anggotanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Untuk membuat paradigma baru menjadi modern ya yang perlu ditertibkan di internal dulu. Kalau internal belum tertib, parlemen modern ya enggak bisa tercapai,” ujar Bambang saat menghadiri acara Prime Topic dengan tajuk Paradigma Baru DPRD Jateng di Hotel Wujil, Kabupaten Semarang, Selasa (28/1/2020).

Bambang mengatakan perubahan tata tertib itu dikhususkan untuk mengubah pola berpikir anggota DPRD Jateng. Jika selama ini, anggota DPRD Jateng cenderung malas dalam mengikuti rapat, maka dengan tata tertib itu mereka tidak bisa lagi absen.

“Kalau dulu kan bisa kehadiran hanya melalui tanda tangan, sekarang enggak bisa. Harus fisik. Kalau tidak sampai kuorum atau 2/3 dari seluruh anggota, ya saya skors. Saya skors 2 kali enggak hadir juga, ya rapat saya tunda. Akhirnya, keputusan tertunda. Siapa yang rugi? Rakyat. Yang salah siapa? Ya dewan,” tegas pria yang karib disapa Bambang Kribo itu.

Dengan tata tertib itu, Bambang mengklaim tingkat kehadiran anggota DPRD Jateng saat ini mencapai 80% dalam berbagai agenda rapat maupun pembahasan peraturan daerah.

“Kalau rapat sudah kuorum, kan saat hasilnya diumumkan tidak ada lagi yang interupsi. Keputusannya tentu sudah diterima semua pihak dan manfaatnya sudah bisa langsung dirasakan ke masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt.) Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Herru Setiadhie, menyatakan sepakat dengan pola yang diterapkan DPRD Jateng saat ini. “Pola yang diterapkan, dengan meningkatkan kehadiran anggota dalam rapat ini sangat dialogis. Kami dari kalangan eksekutif juga merasakan impact-nya. Ruang dialogis lebih terbuka, terutama dalam pembahasan kebijakan seperti RPJMD [rencana pembangunan jangka menengah daerah],” tutur Herru.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Joko Prihatmoko, menilai konsep yang diusung Bambang Kribo dalam mengubah pola kerja anggota DPRD Jateng cukup bagus. “Memang belum sempurna, tapi bagus untuk membangun lembaga DPRD Jateng. Dalam meningkatkan kehadiran dan transparansi anggaran itu akan mengubah citra dewan. Dewan selama ini citranya negatif, tapi dengan pola itu bisa bagus,” ujarnya.

Selain itu, Joko menilai konsep yang diterapkan Bambang itu bisa menjadi tradisi baru bagi anggota DPRD Jateng. Terlebih, saat ini hampir 60% dari total anggota DPRD Jateng yang berjumlah 120 orang merupakan muka baru.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya