Solopos.com, WONOGIRI — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Wonogiri melakukan perubahan model sosialisasi pencegahan corona kepada warga.
Sebelumnya, materi sosialisasi berkaitan dengan anjuran untuk rajin mencuci tangan, menerapkan physical distancing, menghindari berjabat tangan dan anjuran untuk dirumah saja. Namun kini, Gugas memilih untuk memperingatkan masyarakat dampak dari Covid-19.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ibu-Ibu Nyaris Jadi Korban Penjambretan Dekat Balai Kota Solo, Polisi Buru 2 Pelaku
Pasalnya, sosialisasi terkait pola hidup bersih saat ini sudah berjalan di sebagian besar kalangan masyarakat. Rata-rata masyarakat sudah menyadari terhadap perilaku apa yang harus dilakukan untuk terhindar dari Covid-19.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan saat memberikan sosialiasai jepada warga petugas menyampaikan gambaran berkaitan dengan dampak yang diakibatkan oleh Covid-19. Salah satu dampak dari Covid-19 bisa mengakibatkan kematian.
“Kami tidak bermaksud untuk menakut-nakuti masyarakat. Tetapi kami sampaikan fakta riil mengenai Covid-19. Fakta yang disampaikan beruapa jumlah pasien terpapar, pasien meninggal dan pasien sembuh secara komulatif,” kata dia kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (28/4/2020).
Rapid Test Sragen: 39 Orang dari Klaster Temboro dan Gowa Reaktif, 27 Diuji Swab
“Jika hanya berkaitan dengan imbauan untuk cuci tangan dan jaga jarak, masyarakat sudah paham. Maka dari itu kita ubah materi dan cara sosialisasinya,” imbuhnya.
Memahami Secara Utuh
Tujuan adanya perubahan tersebut, menurut dia, agar masyarakat bisa mengetahui dan memahami virus corona secara utuh dan menyeluruh. Tidak hanya pencegahan, tetapi juga berkaitan dengan dampak serta fakta lain.
Hingga saat ini, lanjut dia, kegiatan sosialisasi secara masif oleh pemerintah kecamatan dan desa masih terus dilaksanakan. Karena di sisi lain jumlah pemudik di Wonogiri juga mengalami peningkatan. Sesuai kebijakan Bupati Wonogiri, pemudik yang pulang ke Wonogiri tetap diterima. Tetapi tidak hanya hak diperbolehkan pulang saja yang didapat, tetapi juga memperolah arahan dan bimbingan dari tokoh masyarakat setempat.
Kematian Pasien Corona di Indonesia: Balita 2 Kasus, Usia 30-59 Tahun Terbanyak
“Sesuai prinsip Bupati, saat melakukan sosialisasi kami tetap mengacu pada basis kultural, kesadaran kolektif, dan membangun solidaritas publik. Kami menyampaikan sosialisasi kepada warga dengan bahasa lokal dan cara halus agar mereka paham,” ujar dia.
Dengan adanya sosialisasi secara masif, pemerintah berharap sebagian masyarakat juga menjadi subyek sosialisasi. Jadi tidak hanya pemerintah saja, masyarakat juga ikut mensosialisakan Covid-19 kepada warga Wonogiri yang belum paham.