SOLOPOS.COM - Plt. Bupati Kudus H.M. Hartopo menikmati kopi Muria/kudusnews.com

Solopos.com, KUDUS -- Kualitas kopi dari perkebunan lereng Gunung Muria Kudus terus ditingkatkan. Kopi Muria merupakan warisan turun-temurun sejak 1908 dan dibudidayakan oleh para petani lokal.

Mengutip lama, kudusnews.com, Selasa (30/1/2021), kopi Muria menjadi komoditas unggulan Kabupaten Kudus yang dipasarkan hingga luar negeri. Plt. Bupati Kudus H.M. Hartopo mendukung penuh pengembangan usaha Kopi Muria.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Berbagai strategi publikasi dan pemasaran sedang digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kudus. H.M. Hartopo juga meminta setiap OPD menyediakan Kopi Muria dan cemilan khas Kudus di kantor masing-masing.

Baca Juga : Pasutri Di Kudus Ini Blusukan Bikin Video ODGJ Agar Bisa Ketemu Keluarga

Begitu pula saat dinas luar, setiap OPD diharuskan membawa Kopi Muria sebagai buah tangan khas Kudus. "Saya mempromosikan Kopi Muria di negara-negara Asia Tenggara. Saya harap seluruh OPD bersama-sama menggalakkan promosi Kopi Muria," ucapnya.

Menjamurnya tren coffee shop di era teknologi juga ikut menaikkan nama Kopi Muria. Saat ini, ada 20 lebih produk Kopi Muria yang beredar di masyarakat. Bahkan, lima diantaranya telah siap bersaing di kancah internasional. Pemkab sebut sudah ada produk Kopi Muria di coffee shop terkenal.

H.M. Hartopo terus mendukung penuh pengembangan kualitas Kopi Muria. Selama ini Pemkab Kudus berupaya melakukan pendampingan, pelatihan, dan sosialisasi. Termasuk dalam hal subsidi dana maupun pengadaan alat yang kaitannya dengan peningkatan kualitas.

Baca Juga : Hii Merinding, Teror Ulat Bulu Di Kudus Dari Pohon Waru

Pemkab lewat Disnaker Perinkop UKM, Dinas Perdagangan, dan Disbudpar bersinergi untuk permodalan dan pelatihan. Para petani kopi akan diarahkan untuk memproses biji kopi mulai dipetik hingga dikemas dan siap diseduh.

Saat ini, proses pembuatan Kopi Muria terbagi dalam dua cara. Yakni cara yang tradisional dan semi digital. Pengolahan Kopi Muria semi digital menggunakan alat yang melalui 18 proses. Sementara kopi yang diolah secara tradisional diwariskan turun-menurun. Biji kopi yang diolah tradisional lebih cepat bau apabila tidak segera dikonsumsi. Namun, petani diminta agar olahan tradisional tetap dijaga dalam rangka melestarikan budaya.

Ketua Komunitas Kopi Muria, Puji Harto, menyambut baik arahan dan rencana Pemkab Kudus mengembangkan Kopi Muria. Saat ini, lahan kopi di lereng Gunung Muria mencapai 452 hektare. Namun, belum semuanya dimanfaatkan secara maksimal. Kopi Muria yang siap seduh mempunyai rasa cokelat, pisang, hingga caramel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya