SOLOPOS.COM - Ilustrasi aliran listrik (utilities-me.com)

Semburan uap panas tersebut bukanlah hasil dari aktivitas vulkanik seperti yang diduga.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan semburan uap panas di Dusun Kayen, Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul bukan merupakan aktivitas vulkanik. Melainkan, akibat kekeliruan istalasi listrik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BPPTKG Yogyakarta, I Gusti Made Agung Nandaka, mengatakan, Pihaknya menyimpulkan semburan uap panas tersebut bukanlah hasil dari aktivitas vulkanik seperti yang diduga, melainkan panas permukaan, dalam hal ini adalah kesalahan dalam pemasangan arde atau ground listrik. “Uap panas yang dihasilkan karena keliru dalam memasang arde listrik, panas dari listrik bersinggungan dengan air yang terkandung dalam tanah,sehingga menimbulkan uap,” jelanya, Selasa (28/2/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan, dahulu di lokasi tersebut merupakan bekas kolam untuk pengawetan bahan bangunan, sampai akhirnya ditimbun lantaran tidak digunakan lagi. Dan kebetulan pemilik rumah melakukan penanaman arde listrik di area tersebut.

Namun diketahui terjadi kekeliruan dalam pemasangan kabel arde. Panas yang berasal dari aliran listrik bersinggungan dengan air yang terjebak di dalam lapisan tanah. Sampai pada akhirnya, keluar uap panas akibat pemanasan tersebut. “Hasil analisis di laboratorium baik sampel air maupun gasnya serta penyelidikan di lapangan menunjukkan bahwa semburan uap panas berasal dari air permukaan yang terpanaskan,” kata dia.

Pihaknya sebelumnya telah melakukan penyelidikan bersama tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan juga Badan Geologi terhadap semburan uap panas misterius tersebut. “Tim melakukan pengukuran suhu, gas serta pengambilan sampel air dan gas, dan juga analisis laboratorium,” sebutnya.

Hasil analisis laboratorium, tidak ditemukan zat yang berbahaya. Sampel uap panas sebagian besar terkandung air (H2O) sampai mencapai 70%, gas karbon dioksida (CO2) sebesar lima persen, O2+Ar sebesar 5% dan juga gas Nitrogen (N2) sebesar 20%.

Dengan demikian, pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar melaporkan kepada petugas berwenang jika menemukan kejadian serupa. Selain itu, masyarakat diminta teliti dalam memasang instalasi listrik di rumah.

Sementara itu, Camat Gedangsari, Muhhamad Setyawan Indriyanto, mengatakan usai kejadian tersebut arde yang terpasang langsung dilepas. Panas dan uap panas yang muncul pun berangsur-angsur menghilang.

Dia pun meminta kepada masyarakat untuk tidak khawatir atas semburan uap panas tersebut. Hal tersebut telah ditangani dengan baik oleh pihak yang berwenang.”Uap panas sudah berhenti, dan tidak panas lagi. Pemilik rumah beserta warga setempat pun kembali beraktivitas seperti biasanya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya