SOLOPOS.COM - Polisi menunjukkan uang palsu yang disita dari tangan HD di Mapolres Malang, Rabu (5/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Uang palsu yang beredar pada September tertinggi.

Harianjogja.com, JOGJA– Penemuan uang palsu (Upal) di wilayah DIY masih saja terjadi. Hingga Oktober 2015, Upal yang berhasil ditemukan sebanyak 2.765 lembar. Masyarakat diminta mewaspadai peredaran Upal tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Arief Budi Santoso mengatakan, BI masih mendapat laporan penemuan Upal dari sejumlah bank yang beroperasi di DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan. BI DIY setiap bulannya, menerima rata-rata 265 lembar Upal.

Penemuan Upal tersebut tidak lepas dari semakin berkembangnya akses perbankan di wilayah DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan. Sebab, BI banyak mendapat laporan penemuan Upal di wilayah tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sebenarnya penemuan Upal setiap bulan, fluktuatif. Pada Agustus dan Oktober relatif rendah namun namun pada Juli dan September relatif meningkat,” kata Arief di kantornya, Rabu (28/10/2015).

Jika pada September ditemukan 366 lembar, maka pada Juli temuan Upal sebanyak 342 lembar. Sementara, pada Agustus dan Oktober, temuan Upal ?dibawah 300 lembar. Dia menganalisis, tingginya temuan Upal pada September terjadi karena penggunaan rupiah saat itu tinggi. Celah tersebut dilakukan oknum tertentu untuk menyebar Upal.

“Rata-rata Upal yang dipalsukan untuk pecahan Rp100.000, terutama terbitan 2004. Kalau pecahan Rp50.000 cetakan 2005,” katanya.

Sementara, untuk Upal pecahan Rp100.000 terbitan 1999 jarang ditemukan karena masyarakat sudah mengetahui ciri khas dan perbedaannya. Adapun untuk pecahan Rp100.000 terbitan 2014 ?sulit dipalsukan karena masih tergolong baru. Menurutnya, pencetakan desain uang baru yang dilakukan menjadi salah satu cara untuk meminimalisasi peredaran Upal.

“Ini salah satu upaya untuk mencegah peredaran Upal. Dengan sering mengganti. Hanya saja, untuk mencetak uang baru itu butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit,” katanya.

Ditambahkan Kepala Operasional Kas BI DIY, Suyatno?, dalam lima tahun terakhir Upal terbesar yang berhasil ditemukan terjadi pada 2013 lalu, sebanyak 7.662 lembar. Saat itu, ada temuan produksi Upal di wilayah Kulonprogo.

“Setelah kami pilah, peredaran Upal di luar DIY 28 persen dan di DIY justru 72 persen. Kebanyakan di wilayah-wilayah perbatasan dengan Jawa Tengah,” ujarnya.

BI DIY, kata Arief, terus melakukan sosialisasi ?terkait uang ini. Teknis pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan beragam bentuk dan sasaran. Sosialisasi dilakukan di banyak tempat, seperti car free Day, pasar-pasar dan sekolah-sekolah. BI juga melakukan sosialisasi bersama menggunakan kas keliling (mobile).

“Tapi ada masalah juga kalau sosialisasi dilakukan secara mendetail. Itu bisa mudah untuk orang meniru,” kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya