SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JOGJA—Bank Indonesia boleh saja mengeluarkan kebijakan uang muka minimal 25% untuk pembelian sepeda motor secara kredit. Jika harga sepeda motor Rp15 juta, konsumen butuh uang muka Rp3 juta. Padahal sebelumnya dengan Rp500.000 saja, konsumen bisa membawa pulang sepeda motor.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Namun, aturan baru itu tak berpengaruh terhadap penjualan sepeda motor di DIY dan Solo. Bahkan beberapa diler sepeda motor mengaku penjualan tetap naik.

PT Astra Motor DIY mencatat sejak kenaikan uang muka diberlakukan Juni, penjualan sepeda motor pada Juli justru mencatat rekor yakni mencapai 19.000 unit untuk wilayah DIY, Kedu dan Banyumas.

Area Sales Manager Kurnia Kasih, diler Honda, di Jl Slamet Riyadi No 490-492 Solo, Suharto, Selasa (11/9), menyatakan penjualan secara kredit mengalami kenaikan riil pada Juli-Agustus 2012 sekitar 650 unit. Sebanyak 250 unit melalui perusahaan leasing, sisanya melalui perbankan dan koperasi.

Begitu juga dengan Kawasaki, penjualan tetap lancar karena memang sebelumnya diler sudah menerapkan uang muka kredit sebesar 30%.

“Penjualan saat ini bahkan sedang bagus. Semester kedua tahun ini naik 40 persen,” kata Marketing Manajer PT Sumber Buana Motor Hery Setiyawan, Senin (10/9) di Jogja. Bahkan, meski uang muka naik pangsa pasar Kawasaki terus naik dari  1,5% menjadi 2,5%.

Kenaikan uang muka hanya bagai kejutan di muka. Pada awal Juni-Juli penjualan Suzuki turun 10% untuk motor berharga di bawah Rp13 juta seperti Titan, Asello dan Nex. “Imbas uang muka naik sangat kecil dan sebentar. Selanjutnya, justru penjualan semakin berkualitas,” kata Victor Assani, Sales Head DIY dan Jawa Tengah PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

Kenaikan uang muka membuat beberapa diler berani mengambil strategi pemasaran agar penjualan tetap signifikan. Hal ini dilakukan TVS yang sejak dua bulan terakhir menggandeng Adira Finance yang memiliki unit usaha syariah.

“Kalau unit syariah tidak kena kebijakan BI dan uang muka bisa hanya 10-15 persen,” jelas Manager TVS Wilayah Jogja Adi Bagus, Senin (10/9). Sejak menggandeng jasa syariah penjualan bisa mencapai 75-80 unit dari sebelumnya 40-50 unit motor.

Yamaha juga menerapkan kebijakan yang sama. Sejak uang muka naik, diler menggandeng leasing syariah seperti WOM, Adira dan Al Ijarah. Alhasil, penjualan Agustus tercapai 5.300 unit.

Menurut General Manager Marketing Sumber Baru Rejeki (SBR), diler Yamaha, di Jl Gatot Subroto No 150-152 Solo, Verry Kurniawan, sekitar 70% penjualan melalui perusahaan pembiayaan (leasing), sisanya tunai. Penjualan pada Juli mencapai 1.526 unit dan Agustus 1.704 unit. “Tidak ada penurunan,” ungkap Verry.

Data penjualan:

Sepeda Motor baru di DIY sampai dengan Juni 2011 :49.558 unit

Total sepeda motor di DIY hingga Juni 2011 : 546.690 unit

Sepeda Motor baru di DIY sampai dengan Juni 2012 : 53.431 unit

Total sepeda motor di DIY hingga Juni 2012 : 873.087 unit

Honda:

Januari – Juni 2012 penjualan tumbuh : 30 %

Total Penjualan Juni 2012 : 17.000 unit

Total penjualan Juli 2012 : 19.000 unit

Pangsa Pasar Honda DIY Semester 1 2012 : 70 %

Dominasi matic : 65 %

Yamaha 



Agustus 5.300 unit (area Jogja-Kedu)

TVS

Agustus 2012: 75-80 unit

Januari-Agustus 2012: 330 unit

April-Desember 2011: 326 unit

 Solo

Yamaha (Sumber Baru Rejeki)

Penjualan Juli : 1.526 unit

Agustus: 1.704 unit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya