SOLOPOS.COM - Belasan anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sejahtera Bersama Regional Solo menggelar aksi damai di kantor KSP Sejahtera Bersama di Jl Adi Sucipto, Manahan, Banjarsari, Solo, Selasa (30/11/2021). (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah anggota Koperasi Simpan Pinjam atau KSP Sejahtera Bersama Regional Solo mengajukan permohonan audiensi dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Mereka ingin meminta arahan dan masukan terkait kasus gagal bayar di KSP itu sejak April 2020.

Total simpanan 6.700 anggota KSP Sejahtera Bersama Solo mencapai Rp270 miliar. Sebelumnya Dinas Koperasi (Dinkop) dan UKM Solo telah menegur dan memediasi anggota dengan manajemen koperasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun upaya tersebut mentok dengan alasan KSP Sejahtera Bersama merupakan koperasi skala nasional dengan pengawasan langsung dari pemerintah pusat. Ketua Forum Anggota Koperasi Sejahtera Bersama (Fakta) Solo, Frans Borg DK, menegaskan tak akan lelah mencari keadilan agar simpanan anggota segera cair.

Baca Juga: Solo Ditetapkan Jadi Kota Pemajuan Kebudayaan Indonesia, Apa Artinya?

“Hari Senin [6 Desember 2021] rencananya kami akan mengajukan permohonan audiensi dengan Wali Kota. Sebagai pemangku kota, kami ingin beliau tahu ada masalah yang sedang menimpa ribuan warga Solo,” ujar Frans saat dihubungi Solopos.com, Minggu (5/12/2021).

Anggota KSP Sejahtera Bersama Solo itu ingin meminta arahan serta masukan dari Gibran untuk menyikapi masalah tersebut ke depannya. Menurut Frans, anggota Fakta telah mencoba beraudiensi dengan sejumlah lembaga, tokoh nasional maupun Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM untuk menuntut hak mereka.

Namun upaya-upaya tersebut belum memberi titik terang. Frans bahkan menyebut Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop-UKM, Ahmad Zabadi, seperti menelan mentah-mentah informasi dari KSP Sejahtera Bersama yang menyebutkan koperasi telah menyelesaikan 50% pembayaran tahap pertama pada Juli-Desember 2021 ini.

Baca Juga: Festival Payung di Balekambang Solo, Cantik Sekaligus Sarat Makna

Pembatasan Operasional

“Padahal faktanya tak seperti itu. Di Solo saja, baru ada sekitar 200 dari total 6.700 nasabah yang menerima pencairan tahap I sebesar 4% [dari total simpanan] sesuai skema homologasi,” terang Frans.

Fakta pun menyayangkan KSP Sejahtera Bersama Regional Solo di Manahan masih berusaha memasukkan anggota baru meski mereka tengah kesulitan mengembalikan simpanan anggota lama. Frans mendorong ada pembatasan operasional sehingga tak muncul korban-korban baru.

“Hal ini juga yang akan kami sampaikan ke Mas Gibran. Di kondisi seperti ini, KSP mestinya tidak dibolehkan menarik dana-dana baru. Kalau sebatas layanan pembayaran simpanan atau penarikan uang pinjaman ya silakan.”

Baca Juga: ANBK SD 2021 di Solo Kelar, Begini Evaluasi dari Proktor

Pantauan Solopos.com, Jumat (3/12/2021), kantor KSP di Manahan masih beroperasi meski terlihat lengang. Seorang satpam mengatakan pelayanan umum dan konsultasi masih dibuka, kecuali layanan penarikan simpanan karena itu merupakan wewenang pusat.

Saat Solopos.com ingin bertemu Branch Manager KSP Sejahtera Bersama Solo, Yulia Wuryantini, untuk meminta konfirmasi, petugas satpam tersebut tak membolehkan. “Ibu belum bersedia. Kebetulan sekarang juga sedang keluar,” ujarnya. Saat Solopos.com berusaha mengontak nomor ponselnya, Yulia tidak merespons.

Sebelumnya, belasan anggota KSP Sejahtera Bersama mengelar aksi damai di kantor koperasi tersebut di Manahan, Banjarsari, Solo, Selasa (30/11/2021). Para anggota tersebut menuntut kejelasan pencairan dan simpanan mereka yang sudah terlambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya