SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah (JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA  Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan uang baru pada 17 Agustus mendatang, bernama uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tapi yang diterbitkan hanya pecahan Rp100.000.

“Sementara ini baru pecahan Rp100.000,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Rabu (13/8/2014).

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Untuk diketahui, yang berbeda dalam wujud uang baru ini terletak pada tulisan yang ada dalam mata uang tersebut yang bertuliskan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari sebelumnya tertulis Bank Indonesia.

Selain itu, dalam uang baru terdapat dua tanda tangan yaitu Gubernur BI Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan Chatib Basri dari sebelumnya yang hanya ada tanda tangan Gubernur BI.

Menurut Analis Mata Uang, Farial Anwar, penerbitan uang NKRI ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat. 

“Masyarakat juga tidak terlalu mengharapkan adanya uang baru. Masyarakat juga tidak terlalu memperhatikan, walaupun sebentar lagi mau terbit, tidak ada respons yang luar biasa,” ujar Farial.

Dia menjelaskan, yang terpenting soal mata uang adalah bagaimana masyarakat Indonesia melakukan transaksi di dalam negeri menggunakan mata uang sendiri alias rupiah.

Saat ini, Farial menyebutkan, masih banyak masyarakat Indonesia menggunakan dolar untuk transaksi di dalam negeri.

“Contohnya transaksi di pelabuhan, kontrak migas, listrik, sewa apartemen, sewa mal, hotel, konsultan, IT, lawyer, bahkan untuk suap-menyuap pakai dolar,” jelas dia.

Menurut dia, tingginya penggunaan dolar di dalam negeri membuat nilai tukar rupiah melemah. Hal ini yang seharusnya lebih diperhatikan BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya