SOLOPOS.COM - Donald Trump dengan Masker. (Hollywoodlife)

Solopos.com, WASHINGTON — Setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya terinfeksi Covid-19, banyak netizen di Twitter yang justru menyerangnya. Di dunia maya netizen ramai-ramai mendoakan orang nomor satu Amerika itu mati karena Covid-19. Fenomena ini membuat perusahaan Twitter bertindak.

Trump Positif Corona, AS Kaji Ulang Dana Covid-19

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dilansir New York Post, Sabtu (3/10/2020), perusahaan aplikasi berbasis microblogging itu mengumumkan akan menangguhkan akun Twitter yang bercuit mendoakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump meninggal.

Platform media sosial itu mengatakan kepada Motherboard, bahwa penangguhan ini berlaku sejak April dan berlandaskan di bawah aturan “perilaku kasar”. Pihak Twitter sendiri mengatakan konten yang menginginkan, mengharapkan, atau mengungkapkan untuk mati, cedera tubuh terhadap seseorang adalah sebuah pelanggaran.

Tidak diketahui seberapa jelas aturan tersebut akan diberlakukan, karena banyaknya yang mengirim ke Twitter berharap buruk kepada Presiden Donald Trump dan Istri meninggal, sejak pengumuman tes positif pada Jumat pagi.

Dulu Meremehkan Covid-19, Donald Trump Sekarang Kena Deh!

Twitter Bersikap

Pihak Twitter juga mengatakan tidak akan mengambil tindakan penegakan hukum pada setiap twit yang dikirimkan. “Kami memprioritaskan penghapusan konten, jika ada ajakan yang bertindak dengan jelas berpotensi menyebabkan kerusakan dunia nyata,” kata Twitter.

Pengumuman ini tentunya mengejutkan banyak pengguna Twitter, terutama orang-orang di komunitas terpinggirkan, yang mengatakan bahwa mereka sering mengalami pelecehan di platform tersebut.

Setelah dikeluarkannya kebijakan ini, banyak orang Twitter menggambarkan kebijakan tersebut sebagai kebijakan yang munafik. Mereka menunjukkan bahwa beberapa pengguna Twitter secara teratur, menerima ancaman pembunuhan dengan sedikit tanggapan dari Twitter.

Donald Trump dan Istri Positif, Pasar Saham Indonesia Memerah

Mengutip The Guardian Sabtu (3/10/2020), Evan Greer seorang transgender dan jubir Organisasi Hak Digital Fight for The Future mengaku menerima ancaman pembunuhan setiap pekan.

Dia juga mengatakan bahwa keputusan tersebut menggarisbawahi keputusan moderasi konten yang terpusat. Monopoli Big Tech, akan selalu melindungi yang kuat dan membungkam yang terpinggirkan.

Bukan yang Pertama

Sementara itu Presiden Donald Trump bukanlah pemimpin dunia pertama yang terinfeksi Covid-19. Perdana Menteri Boris Jhonson dari Inggris dan Presiden Bolsonaro dari Brasil keduanya juga dinyatakan positif covid-19 sebelum Donald Trump. Dilaporkan kondisi terakhir Presiden Boris Jhonson sudah berangsur -angsur memulih setelah berakhir di unit perawatan intensif.

Ribuan Orang Amerika Berkumpul Peringati Pidato Martin Luther King Jr

Selain itu ungkapan keprihatinan dan harapan untuk kesembuhan Donald Trump dan sang istri, juga mengalir dari para pemimpin dan pejabat dari berbagai negara. Diantaranya Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, saingan Presiden Trump Joe Biden, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan masih banyak lagi.

Berita tentang Presiden Amerika yang terinfeksi virus Covid-19 ini, membawa pengaruh besar terhadap global, melebihi dari pemimpin dunia lainnya. Bahkan dari segi ekonomi, berita ini membuat pasar keuangan jatuh di Asia, yang tampaknya akan dibuka lebih rendah di Eropa dan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya