SOLOPOS.COM - ilustrasi.dok

JAKARTA- Presiden SBY akan aktif di twitter. Langkah SBY ini mendapat respon positif. Di era digital, seorang pejabat negara akan mudah disapa lewat media sosial. Ini kabar baik. Tapi ada yang merisaukan, bagaimana bila di twitter ada mengusili presiden?

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Bukan apa-apa di ranah media sosial, orang akan dengan mudah berkicau sesuka hati. Mulai dari yang negatif hingga yang positif. Yang negatif kadang bisa membuat naik pitam, nah bagaimana bila kicauan negatif itu ditujukan ke presiden?

“Di sisi lain kan ada wacana pasal penghinaan presiden. Langkah ini paradoks,” terang politisi PKS Indra SH di gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (11/4/2013).

Indra khawatir bila media sosial yang ‘buas’ akan berujung pada pidana. Jangan sampai hal itu terjadi. Tak bisa dipungkiri, di media sosial banyak orang iseng dan jahil yang suka seenaknya berkicau sesuka hati. Karenanya pengguna media sosial mesti bijak.

Nada menenangkan datang dari politisi PD Ramadhan Pohan. Menurut dia yang bisa dilakukan untuk mencegah penghinaan terhadap presiden adalah imbauan agar menjaga sopan santun di dunia maya. Terlebih pasal penghinaan presiden sedang hangat dibahas dalam rapat RUU KUHP.

“Pak SBY sampai sekarang belum pernah mengkriminalisasi media. Kita hanya bisa mengimbau untuk etis. Keras boleh, kritis boleh, tapi jangan maki-makian,” tutur Ramadhan yang juga anggota Komisi I DPR ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya