SOLOPOS.COM - Ilustrasi Korea cyberattack. (Google Images)

Serangan super jahat mengganggu Twitter dan sejumlah situs terkenal.

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah situs terkenal dunia seperti Twitter, Paypal, dan Spotify dihantam serangan peretas (hacker) super jahat. Peretas ini melancarkan serangan rumit di Internet melalui perangkat-perangkat biasa seperti webcam dan perekam digital untuk memutus akses ke sejumlah laman-laman Internet terkenal di dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ini merupakan pembobolan yang mengguncang stabilitas Internet global. Selain menghajar Twitter, Paypal, Spotify, peretas juga menyasar pelanggan-pelanggan sebuah perusahaan infrastruktur di New Hampshire yang disebut Dyn, yang menjadi pengelola lalu lintas Internet.

Para penyerang menggunakan ratusan ribu perangkat terkoneksi Internet yang sudah diinfeksi sebuah kode berbahaya yang memungkinkannya memutuskan jaringan di Amerika Serikat bagian timur dan kemudian menyebar ke bagian-bagian lain negeri itu serta Eropa.

“Kerumitan dari serangan ini yang membuat kami sangat tertantang,” kata bos Dyn, Kyle York. Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI tengah menyelidiki kasus ini.

Gangguan ini muncul di tengah ketakutan ancaman serangan dunia maya di AS di mana peretas berhasil membobol organisasi-organisasi politik dan lembaga pemilihan umum. Serangan yang terjadi Jumat (21/10/2019) waktu AS itu terjadi di berbagai wilayah.

Pelanggan mengeluh tidak bisa mengakses laman-laman terkenal seperti Mashable, CNN, New York Times, Wall Street Journal, Yelp, dan beberapa laman milik Amazon.com Inc.

Dyn menyebut serangan ini berasal dari jutaan IP (alamat Internet) sehingga menjadi salah satu serangan dunia maya terbesar di dunia. Pakar keamanan secara khusus menyebut serangan ini sebagai serangan DDoS atau distributed denial-of-service di mana penyerang membanjiri target-target serangan dengan begitu banyak lalu lintas sampah yang membuat sebuah laman ambruk.

Dyn mengatakan paling tidak beberapa arus jahat itu berasal dari perangkat-perangkat terkoneksi, termasuk webcam dan perekam video digital yang sudah diinfeksi software pengendali bernama Mirai. Para peneliti keamanan sebelumnya sudah mengkhawatirkan perangkat-perangkat terkoneksi semacam itu tidak aman.

Sebulan lalu kode Mirai telah dimatikan di Internet dan kelompok-kelompok kriminal menggunakannya dalam serangan dunia cyber.  Demikian diungkap Allison Nixon, direktur riset keamanan Flashpoint yang membantu Dyn menganalisis serangan ini.

Dale Drew, dari penyedia komunikasi Level 3, mengatakan jejaring-jejaring lain yang sudah terbobol juga telah digunakan dalam serangan Jumat itu. Ini menunjukkan pelaku serangan mempunyai akses ke apa yang kemudian disebut botnet.

Penyerang memanfaatkan jasa pemetaan lalu lintas seperti ditawarkan Google dan OpenDNS milik Cisco  Systems Inc. untuk mempersulit Dyn dalam memetakan lalu lintas jahat tanpa mengganggunya.

“Dyn tidak bisa begitu saja memblokir alamat IP yang dilihatnya karena itu akan menghalangi Google atau OpenDNS,” kata Matthew Prince, CEO CloudFlare, seperti dikutip antaranews.com dari Reuters.

“Ini adalah serangan kotor yang beberapa di antaranya sulit sekali dilawan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya