Kamis, 14 Juli 2011 - 09:02 WIB

Tutup Pesantren menyimpang

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor menuntut pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk menutup pesantren yang mengajarkan kekerasan. Tindakan tegas dilakukan termasuk atas lembaga pesantren yang terbukti menjadi sarang teroris. Tindakan cerdas dan berani tersebut mendesak dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah stigmatisasi pesantren yang mengajarkan dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, mengusung perdamaian, serta mengedepankan intelektualitas dan antikekerasan.

Pernyataan PP GP Ansor tersebut disampaikan Ketua Umum PP GP Ansor H Nusron Wahid di Jakarta, Kamis (14/7), menyikapi kasus ledakan bom di Pondok Pesantren Umar bin Khattab di Bima Nusa Tenggara Barat. Diduga bom rakitan yang meledak tersebut untuk men yerang polisi. Namun, ketika polisi hendak melakukan penyelidikan, pihak pesantren melarang dan justru mempersenjatai diri dengan senjata tajam, seperti pedang.

Advertisement

Apabila pemerintah tidak bertindak tegas terhadap komunitas yang mengajarkan kekerasan dengan berkedok pesantren itu, akan menjadi preseden sangat buruk bagi kehidupan pesantren sebagai benteng NKRI. Menteri Agama, kata Nusron, harus lebih serius membina pondok pesantren agar dapat melakukan deteksi dini terhadap gejala terorisme dan radikalisme agama. Kepada pihak kepolisian, Ansor meminta agar aparat tegas dalam menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia. [kcm/lia]

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif