SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta [SPFM], Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor menuntut pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk menutup pesantren yang mengajarkan kekerasan. Tindakan tegas dilakukan termasuk atas lembaga pesantren yang terbukti menjadi sarang teroris. Tindakan cerdas dan berani tersebut mendesak dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah stigmatisasi pesantren yang mengajarkan dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, mengusung perdamaian, serta mengedepankan intelektualitas dan antikekerasan.

Pernyataan PP GP Ansor tersebut disampaikan Ketua Umum PP GP Ansor H Nusron Wahid di Jakarta, Kamis (14/7), menyikapi kasus ledakan bom di Pondok Pesantren Umar bin Khattab di Bima Nusa Tenggara Barat. Diduga bom rakitan yang meledak tersebut untuk men yerang polisi. Namun, ketika polisi hendak melakukan penyelidikan, pihak pesantren melarang dan justru mempersenjatai diri dengan senjata tajam, seperti pedang.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Apabila pemerintah tidak bertindak tegas terhadap komunitas yang mengajarkan kekerasan dengan berkedok pesantren itu, akan menjadi preseden sangat buruk bagi kehidupan pesantren sebagai benteng NKRI. Menteri Agama, kata Nusron, harus lebih serius membina pondok pesantren agar dapat melakukan deteksi dini terhadap gejala terorisme dan radikalisme agama. Kepada pihak kepolisian, Ansor meminta agar aparat tegas dalam menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia. [kcm/lia]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya