SOLOPOS.COM - Arif beraktifitas di taman bunga Wisata Farm and Park Bimardi, Desa Sendangijo, Selogiri, Wonogiri, Kamis (13/8/2020). Taman bunga itu sebelumnya penuh tanaman bunga celocia dan bugenvil warna-warni yang menjadi salah satu wahana favorit pengunjung. Kini taman tersebut gundul. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI - Sejumlah satwa di wisata Bimardi Farm and Park di Bukit Watu Kodok, Desa Sendang Ijo, Selogiri, Wonogiri, dijual. Hal itu karena mereka minim pemasukan lantaran tutup beberapa bulan akibat pandemi Covid-19.

Pantauan Solopos.com, Kamis (13/8/2020), Wisata Bimardi Farm and Park masih ditutup. “Tempat wisata ini hanya beroperasi selama lebih kurang dua bulan. Dibuka Desember 2019, pertengahan Maret ditutup,” ucap salah satu pengelola, Zainal Arif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

2 Pengurus PAN Solo Dikabarkan Mundur Karena Kecewa Rekomendasi Jatuh Ke Gibran-Teguh, Ini Respons Ketua DPD

Masih subur di ingatannya, meski baru dibuka tempat wisata berkonsep peternakan dan taman bunga bergaya luar negeri itu ramai pengunjung. Sebanyak 1.000-an orang memadati berbagai wahana wisata di lahan seluas lebih kurang 4 hektare (ha) setiap akhir pekan. Pada hari biasa pengunjung mencapai 500-an orang.

Hanya dengan membayar tiket Rp7.500 mereka bisa berkeliling menikmati pemandangan alam, berswafoto di taman bunga celosia yang dilengkapi pondok-pondok kecil, di peternakan kambing berbagai jenis, ayam kalkun, atau di kolam yang terdapat angsa.

Saat wabah corona atau Covid-19 melanda semua sirna seketika. Pemilik memutuskan menutup tempat wisata setelah Pemkab Wonogiri meminta seluruh objek wisata ditutup untuk mencegah penularan Covid-19. Keputusan itu diambil demi keselamatan bersama.

Pilkades Serentak Boyolali Ditunda, Bagaimana Nasib Pembangunan Desa?

Penutupan berdampak besar. Pemilik Bimardi Farm and Park Wonogiri masih harus mengeluarkan biaya pemeliharaan satwa dan taman, sementara pendapatan tiada. Akibatnya, pemilik memutuskan menjual sebagian besar kambing.

Sebelumnya kambing berjumlah lebih dari 100 ekor, kini tinggal 30-an ekor. Kambing yang masih dipelihara pun sempat dikeluarkan dari kandang agar bisa memakan dedaunan di area wisata. Pengelola membiarkan kambing-kambing itu memakan berbagai tanaman, termasuk bunga.

Bunga Habis

Kini sebagian besar tanaman bunga itu telah habis, sehingga taman menjadi gundul. Hal itu untuk mengurangi beban operasional untuk pakan. Namun, sejak beberapa lama kambing-kambing itu kembali dikandangkan.

“Karyawan juga dikurangi. Semula ada 10 karyawan, sekarang tinggal empat karyawan termasuk saya. Jam kerja pun dikurangi. Sebelumnya bekerja sebulan libur dua hingga empat kali saja, sekarang bekerja hanya 15 hari. Kami bisa memaklumi kondisi ini,” ulas lelaki yang akrab disapa Arif itu.

Prediksi RB Leipzig Vs Atletico Madrid, Siapa ke Semifinal Liga Champions?

Hingga pertengahan Agustus ini belum ada tanda-tanda Pemkab bakal membolehkan tempat wisata dibuka. Terlebih, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sempat melonjak. Di Wonogiri terdapat puluhan tempat wisata yang dikelola Pemkab, desa, kelompok masyarakat, maupun swasta. Mayoritas menawarkan pemandangan alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya