SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Turnamen tarkam atau antarkampung di Trucuk, Klaten, ini diisi nama-nama tenar di ISL dan Divisi Utama.

Solopos.com, KLATEN — Kompetisi sepak bola di Tanah Air memang boleh terhenti. Namun, bukan berarti rejeki para pemain bintang sepak bola dalam negeri ini lantas berhenti. Setidaknya, itulah yang dilakukan Cristian “El Loco” Gonzales dan kawan-kawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menjamurnya turnamen-turnamen antarkampung (tarkam) di berbagai daerah menjadi ladang bagi para pemain top negeri ini guna mengais rejeki. Para pemain ISL dan DU, seperti tiga penggawa Arema Cronus, Cristian “El Loco” Gonzales, gelandang Juan Revi dan juga bek Ahmad Juan Alfarizi.

Di tengah kompetisi yang belum pasti, mereka pun rela berjibaku di lapangan kampung Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten, dalam sebuah turnamen bertajuk Putra Jati Cup. Membela tim tuan rumah, Putra Jati FC, trio Arema Cronus itu berjibaku dengan pemain ISL dan DU lainnya, seperti bek Persipasi Bandung Raya (PBR), Nova Arianto; dan striker Sriwijaya FC, T.A. Musafri, yang tampil membela tim lawan, Kembar Football Club (KFC), di final Minggu (25/10/2015).

Istri Gonzales, Eva, mengaku tidak masalah jika suaminya turun gunung ke turnamen di kampung-kampung. Selain demi menghibur masyarakat, kondisi persepakbolaan Tanah Air yang masih amburadul membuat suaminya harus mencari kegiatan lain di luar klub.

“Enggak ada kata malu buat Cristian. Cristian kan juga seorang public figure, selain pemain bola dia juga artis. Jadi tugasnya untuk menghibur masyarakat. Jadi kalau tampil di kampung-kampung juga enggak masalah,” ujar Eva mewakili El Loco saat dijumpai Solopos.com di rumah seorang warga sebelum laga dimulai.

Selain untuk menghibur warga, ada alasan lain yang menjadi pertimbangan para pemain tampil di tarkam. Bayaran per laga yang menggiurkan menjadi alasan mereka siap turut serta.

Salah satu panitia turnamen sekaligus ketua pembina Putra Jati FC, Dita Yuda Randitia, mengaku mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mendatangkan para pemain top. Untuk mendatangkan pemain ISL, ia rela membayar Rp3-15 juta per laga. Sedangkan untuk pemain DU, ia hargai Rp300.000-1 juta.

“Semua itu kami ambil dari uang pribadi kami. Tidak ada sponsor. Semua kami lakukan untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Klaten,” ujar Dita. Jika dikalkulasi, pihak penyelenggara memang mengeluarkan biaya tidak sedikit. Kondisi ini tak lain karena jumlah pemain top yang didatangkannya untuk mendatangkan pemain top.

Dalam laga final itu, setidaknya ada 10 pemain ISL dan pemain Persis Solo yang turut serta. Selain trio Arema, Putra Jati FC juga turut mendatangkan striker Bonek FC, Rudi Widodo, dan beberapa pemain Persis Solo seperti Andrid Wibowo, Bayu Nugroho, dan Bayu Andra.

Namun, biaya yang tidak sedikit itu pun berbuah manis dengan tampilnya Putra Jati tampil sebagai juara setelah mengalahkan KFC dengan skor 2-0. Kedua gol Putra Jati masing-masing dilesakkan oleh El Loco lewat tendangan bebasnya di babak pertama dan sepakan keras Bayu Nugroho di babak kedua.

Berkat kemenangan ini, Putra Jati pun berhak mendapat hadiah sebesar Rp8 juta. Sementara KFC digelontor uang pembinaan senilai Rp5 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya