SOLOPOS.COM - Suasana kericuhan pertandingan semifinal Bener Bersatu Cup 2 antara Putra Utama FC Banjari melawan Putra Bhakti FC Patemon pada Kamis (8/6/2023) sore. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Kericuhan mewarnai pelaksanaan turnamen sepak bola Bener Bersatu Cup 2 di Lapangan Pule, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Kamis (8/6/2023) sore.

Saat kericuhan berlangsung, terdengar suara tembakan dari aparat keamanan untuk menenangkan para pemain dan suporter yang menerobos masuk ke lapangan.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Turnamen sepak bola Bener Cup 2 telah memasuki babak semifinal, Kamis sore. Di babak tersebut, mempertemukan Putra Utama FC Banjari melawan Putra Bhakti FC Patemon.

Berdasarkan video yang beredar, kericuhan berawal dari pemain dengan seragam berwarna hijau (Putra Utama FC Banjari) yang dijegal di kotak penalti lawan.

Akibatnya wasit meniup peluit dan mengganggap itu sebagai pelanggaran. Sehingga memberikan tendangan penalti untuk Putra Utama FC Banjari.

Pemain dari Putra Bhakti FC Patemon yang mengenakan jersey hitam tidak terima dengan keputusan wasit. Alhasil, terjadi adu mulut antarpemain dan memprotes keputusan wasit.

Keributan meluas dan suporter juga ikut masuk ke dalam lapangan untuk mengejar wasit. Kericuhan tidak bisa dihindarkan. Polisi sampai beberapa kali mengeluarkan tembakan peringatan untuk meredakan suasana.

Salah seorang saksi, Johanes Ambon, mengatakan, kericuhan itu terjadi setelah wasit meniupkan peluit panjang tanda permainan berakhir. Skor 2-0 untuk kemenangan Putra Utama FC Banjari. Kemudian ofisial dan suporter yang tidak terima dengan keputusan wasit mengejar sang pengadil lapangan tersebut.

“Penonton itu tidak terima atas keputusan wasit, jadi para pendukung masuk lapangan,” jelas Johanes, Jumat (9/6/2023).

Menurutnya, para pendukung tidak terima saat wasit memberikan hadiah penalti untuk Putra Utama Banjari.

Salah seorang panitia Bener Bersatu Cup 2, Sri Nanda Yudi, mengatakan kericuhan karena pemain dan pendukung Putra Bhakti FC Patemon tidak terima atas kepemimpinan wasit.

“Pertandingan itu sudah selesai. Keunggulan 2-0 baru ada ribut-ribut itu,” jelas Sri Nanda Yudi.

Terkait dengan tembakan peringatan, kata Sri Nanda Yudi, itu mungkin sudah menjadi protap dari Kapolsek untuk membubarkan penonton.

Sebab wasit dikejar-kejar oleh pemain dan pendukung dari Putra Bhakti FC Patemon yang tidak terima dengan kepemimpinan wasit.

Dirinya juga mengapresiasi langkah pihak pengamanan yang bertindak cepat. Sehingga tidak ada korban jiwa dalam kejadian kerusuhan tersebut.

Kapolsek Tengaran Polres Semarang, AKP Supeno, mengatakan keributan terjadi karena penonton mengejar wasit.

“Selanjutnya sudah aman, situasi terkendali,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya