SOLOPOS.COM - Para pengemudi Gojek menggelar doa bersama di Monumen Kebangkitan Nasional Solo, Selasa (27/3/2018) malam. (Nicolaus Irawan/JIBI/Solopos)

Ratusan pengemudi Gojek Soloraya menggelar doa bersama merayakan kemenangan solidaritas karena tuntutan diakomodasi.

Solopos.com, SOLO — Sekitar 150 pengemudi ojek online Gojek di Soloraya menggelar doa bersama dan aksi solidaritas di Monumen Kebangkitan Nasional, Solo, Selasa (27/3/2018) malam. Kegiatan tersebut sebagai bentuk syukur karena PT Gojek Indonesia (GI) telah mengakomodasi sejumlah tuntutan mitra Gojek terkait penentuan tarif.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, doa bersama disertai penyalaan lilin dimulai sekitar pukul 20.40 WIB. Dalam kegiatan itu, para pengemudi Gojek melakukan refleksi atas dinamika transportasi online yang terjadi sepekan terakhir di Soloraya maupun nasional.

Doa bersama juga menjadi bentuk rasa syukur setelah PT GI menaikkan pendapatan mitra Gojek dari Rp1.700 menjadi Rp2.000 per kilometer mulai Selasa (27/3/2018). Kebijakan tersebut dinilai menjadi jalan tengah atas aspirasi pengemudi Gojek Soloraya bagi tuntutan mereka belakangan ini.

Seperti diketahui, ribuan pengemudi Gojek Soloraya kompak melakukan off bid atau tidak membuka pelayanan sejak Kamis (22/3/2018) menyusul penurunan tarif minimum jarak dekat dari Rp8.000 menjadi Rp4.000 untuk perjalanan di bawah 5 kilometer.

Baca juga:

“Kebijakan baru PT GI kami rasa sebagai jalan tengah, tidak ada pihak yang dimenangkan maupun dikalahkan. Oleh karena itu sejak Selasa pukul 00.01 WIB, mitra Gojek Soloraya kembali on bid,” ujar koordinator doa bersama, Budi Lestari, saat ditemui wartawan di sela kegiatan, Selasa.

Budi menambahkan mitra Gojek Soloraya saat ini sudah cooling down dan fokus memberi pelayanan. Namun dia siap kembali menggelar aksi solidaritas apabila ada ketidakadilan bagi mitra Gojek di seluruh Indonesia.

Masalah penentuan tarif masih menjadi polemik transportasi online sejauh ini. Di beberapa daerah, pelaku transportasi online juga masih menghadapi teror dan diskriminasi dari layanan transportasi konvensional.

Seorang pengemudi Gojek asal Mojosongo, Yan Mahardika, menilai kebijakan peningkatan pendapatan mitra Gojek menjadi bukti aksi yang diperjuangkan selama ini didengar. Yan mengatakan aspirasi pengemudi Gojek tidak bisa dikesampingkan jika sudah bersatu dan bersolidaritas.

“Ini suatu pukulan yang luar biasa. Ini menunjukkan kami punya hak bersuara. Dulu mungkin kami seperti cacing, diinjak-injak. Sekarang cacing itu bisa ngolet, ngolet kami didengar,” tutur sesepuh Gojek Soloraya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya