Semarang–Ribuan buruh mengepung Balaikota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (10/11). Para kaum pekerja ini mendesak ditetapkannya upah layak senilai Rp 944.000 per bulan.
Para buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) itu membawa sejumlah poster. Mereka juga membawa kendaraan pengangkut peralatan sound sistem. Buruh yang berasal dari beberapa perusahaan itu mengendarai sepeda motor dan truk. Akibat aksi buruh ini, jalan-jalan protokol di kota Semarang pun sedikit tersendat.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Tiba di balaikota, para buruh langsung merangsek ke pintu gerbang. Sayang, barikade polisi segera menghadang. Alhasil para buruh hanya bisa berorasi di luar.
Sejumlah perwakilan buruh diizinkan masuk. Namun satu jam kemudian mereka keluar dan mengatakan Walikota Sukawi Sutarip tak berani menemui buruh.
“Saya dan mungkin kita semua, kecewa karena telah memilihnya beberapa tahun silam,” kata salah satu perwakilan buruh, Nanang Setiyono.
Tak ditemui walikota, buruh bersiap masuk. Mereka sempat terlibat adu dorong dengan polisi. Mungkin karena khawatir terjadi bentrok, perwakilan buruh ditemui walikota.
Buruh mundur dari barikade polisi. Mereka berharap betul walikota merevisi usulan UMK dari Rp 893.000 menjadi Rp 944.000. Hingga saat ini, buruh masih bertahan.
dtc/isw