SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Dewasa ini hangat terdengar mengenai percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Langkah ini tidak semena-mena dilakukan oleh pemerintah Indonesia karena memang langkah ini dinilai efektif untuk menekan emisi karbon.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sektor transportasi berkontribusi signifikan dalam konsumsi energi. Konsumsi energi di sektor transportasi terus meningkat dan menyumbang 28% dari total konsumsi energi di Indonesia (ESDM, 2022).

Penyumbang emisi karbon tertinggi ada di sektor transportasi darat yaitu sebesar 85%. Diharapkan dengan proses percepatan penggunaan kendaraan listrik (elektrifikasi) ini, Indonesia dapat menuju net zero emission maksimal pada tahun 2060.

Proses elektrifikasi ini bukan hal yang mudah. Diperlukan upaya ekstra bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Salah satu stimulus yang telah dilakukan yaitu adanya program subsidi yang telah disahkan per 1 April 2023 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Terdapat insentif PPN sebesar 10 % dalam pembelian kendaraan roda empat dan subsidi Rp7 juta apabila masyarakat membeli kendaraan roda dua berbasis baterai maupun melakukan konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik melalui bengkel-bengkel konversi yang telah tersebar di Indonesia.

Adapun syarat insentif dan subsidi tersebut adalah produk yang memiliki nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%.

Aturan mengenai TKDN ini memberikan angin segar bagi para Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal di Indonesia.

UMKM dapat berperan memasok komponen kendaraan listrik di antaranya baterai yang memegang komposisi terbesar yaitu 40% dari total harga pokok produksi dalam suatu kendaraan listrik.

Para pelaku UMKM berlomba-lomba untuk memperoleh nilai TKDN agar dapat bersaing di pasar nasional.

Selama ini, UMKM lokal berperang dengan produk impor. Dengan adanya kebijakan TKDN, UMKM lokal dapat didorong untuk melakukan positioning di pasar nasional dengan memiliki nilai lebih di TKDN.

Proses penelitian dan pengembangan produk sudah dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret melalui Pusat Unggulan Ipteks Teknologi Penyimpanan Energi Listrik (PUI TPEL), dan memanfaatkan sumber daya alam lokal dapat dilisensi/dikomersialisasikan oleh UMKM komponen lokal sehingga masuk dalam sistem rantai pasok kendaraan listrik Indonesia.

Seperti yang dilakukan PT Batex Energi Mandiri (PT Batex). Perusahaan rintisan berasal dari Solo saat ini telah berhasil mengembangkan baterai dari lisensi PUI TPEL UNS untuk aplikasi kendaraan listrik.

PT Batex sudah mampu memasok ke beberapa manufaktur kendaraan listrik di Indonesia.

Para UMKM lokal ini bersinergi untuk membentuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia mulai yang berfokus pada pengolahan material aktif untuk bahan baku pembuatan baterai (PT Polimikro), manufaktur sel dan pak baterai (PT Batex) sampai dengan fokus pada bisnis konversi kendaraan roda dua (PT Ekolektrik).

Ketiga UMKM tersebut masih memerlukan dukungan pemerintah untuk dapat berkontribusi lebih besar.

PT Batex juga telah menjajaki kerja sama dengan perusaan yang lebih besar, antara lain PT Indonesia Satu Tujuh.

Proyek kerja sama dilakukan untuk pengembangan platform koneksi baterai dengan kendaraan untuk monitoring yang terintregasi serta dapat mengakses layanan baterai pada kendaraan listrik maupun sistem penyimpanan energi secara mobile.

Hal ini dilakukan oleh PT Batex agar dapat ikut masuk dalam bisnis kendaraan listrik dan menyukseskan peta jalan pemerintah untuk elektrifikasi nasional.

Aplikasi mobile koneksi baterai-kendaraan dari PT Batex.

Namun, UMKM lokal saat ini masih menghadapi berbagai tantangan terkait economic of scale.

UMKM kesulitan untuk memproduksi komponen pada harga yang dapat bersaing di pasar karena persoalan kapasitas produksi.

UMKM harus melakukan inovasi terhadap teknologi-teknologi masa depan. Komitmen pemerintah sebagai pembuat kebijakan sangat diharapkan dalam proteksi produk dalam negeri.

Seperti yang diketahui bersama bahwa UMKM memiliki peran yang luar biasa untuk mendukung perekonomian nasional. Secara internal, UMKM harus segera berbenah, namun komitmen Pemerintah juga diharapkan UMKM sebagai “dewa penolong”.



Strategi 3P (People, Planet & Profit) untuk UMKM yang berbenah.

PT Batex telah mengupayakan strategi 3P (People, Planet & Profit) dalam menjalankan bisnisnya agar tercapai bisnis yang berkesinambungan (sustainable business).

People berarti dalam membangun perusahaan juga harus membangun manusia untuk selalu inovatif dan adaptif terhadap perubahan yang dinamis.

Planet yang berarti bagaimana perusahaan menjalankan usahanya selaras dengan lingkungan dan tidak melakukan pengrusakan alam.

Profit, sebagaimana perusahaan mendapatkan keuntungan secara finansial yang tentunya harus sejalan dengan People dan Planet sehingga tercipta sustainable business dan UMKM yang berdaya saing.

Semoga TKDN yang dimiliki UMKM menjadi batu loncatan untuk mengorbit di ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Semoga ada komitmen pemerintah pada UMKM di peta jalan untuk elektrifikasi nasional, semoga dapat diwujudkan secara nyata. Komitmen pemerintah ditunggu UMKM.

Artikel ini ditulis oleh Rina Wiji Astuti, S.T., M.T., CEO PT Batex Energi Mandiri & Alumni Program Studi Magister Teknik Industri Universitas Sebelas Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya