SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pekalongan (Solopos.com)–Sebanyak 50 siswa lulusan SMPN 3 Wonokerto, Pekalongan, Jawa Tengah kini tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Penyebabnya ijazah tanda kelulusan mereka masih ditahan pengelola sekolah dengan alasan belum melunasi iuran SPP dan iuran buku perpustakaan yang berkisar Rp 100.000 hingga Rp 200.000

Ahmad Kafi, salah seorang wali murid yang ijazahnya ditahan, menyayangkan kejadian ini. Dirinya memang tak sanggup membayar uang iuran itu karena kondisi perekonomiannya saat ini sedang tidak memungkinkan. Dirinya menolak jika di katakan tidak bersedia melunasi uang iuran.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

“Saya sudah membawa surat keterangan miskin, tapi tetap ditolak sekolah. Katanya iuran tersebut harus di lunasi,” kepada detikcom, Sabtu (21/05/2011)

Sementara itu Ketua Tata Usaha (TU) SMPN 3 Wonokerto, Pekalongan, Wahidi, mengakui menahan 50 ijazah siswanya. Jumlah tersebut terhitung sejak kelulusan tahun 2007 hingga 2010. Dia beralasan, iuran tersebut untuk mengganti buku perpustakaan yang di hilangkan mereka serta uang SPP yang merupakan kewajiban setiap siswa. Jadi, bagaimana pun uang iuran tersebut harus dilunasi. “Mereka harus membayar iuran tersebut, karena mereka yang membutuhkan ijazah,” jelasnya.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya