SOLOPOS.COM - Aksi Kanjeng Dimas Taat Pribadi saat menggandakan uang. (Istimewa/Youtube)

Tumpukan uang yang sangat banyak dalam video Dimas Kanjeng Taat Pribadi diduga palsu.

Solopos.com, JAKARTA — Bibi Resemjen, istri koordinator pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi untuk wilayah timur, Ismail Hidayah, mengungkapkan trik di balik tumpukan uang kertas dan yang bertebaran seperti dalam video Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Menurutnya, tumpukan uang yang begitu banyak tersebut adalah palsu alias tak semuanya benar-benar uang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam video yang menyebar di Youtube tersebut, Dimas Kanjeng bersama sejumlah anak buahnya berada di tengah-tengah uang yang bertebaran. Di sampingnya, terdapat tumpukan uang yang begitu banyak. Bibi mengungkapkan trik yang membuat uang itu terlihat sangat banyak.

Ekspedisi Mudik 2024

“Setahu saya, kalau uang yang morat marit di bawah itu asli. Kalau yang tersusun-susun itu palsu, Mas,” kata Bibi dari Surabaya dalam wawancara jarak jauh dengan Metro TV yang juga didengarkan oleh Kadiv Humas Polri, Kombes Pol. Boy Rafli Amar, Kamis (29/9/2016) malam.

Menurut Bibi, memang ada uang asli dalam tumpukan tersebut, namun hanya di permukaannya. “Itu muka dan belakangnya saja asli, atau beberapa tumpuk saja yang asli. Itu [informasi] yang saya terima dari suami,” kata Bibi.

Sebelum tewas dibunuh pada Februari 2016, Ismail memang terlibat dalam padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sejak lama. Bahkan menurut Bibi, Ismail telah menyetor uang senilai Rp40 miliar kepada Dimas untuk membangun padepokan tersebut. Baca juga: Setoran 3.600 Santri Ismail ke Kanjeng Dimas Rp40 Miliar.

“Terakhir-terakhir itu untuk bangun padepokan. Sebelumnya, info yang suami saya terima saat Dimas Kanjeng masih punya banyak santri, uang itu untuk beli minyak untuk proses menarik benda gaib dari tanah,” kata dia.

Video tentang penarikan barang gaib itu pula yang membuat suaminya percaya kepada Dimas. Namun, lama-lama muncul kecurigaan ketika muncul lokasi-lokasi lain penggandaan uan. “Seperti di Gunung Lawu, lalu muncul lokasi lain,” ujarnya. Akhirnya, 2 tahun lalu, Ismail mulai menyelidiki ada apa di balik padepokan tersebut. Baca juga: Mahfud MD Sebut Dimas Kanjeng Taat Pribadi Urakan, Bukan Kiai!

Terkait penggandaan uang tersebut, politikus senior Mahfud MD, yang juga pernah mendatangi padepokan tersebut, menilai ada yang melenceng dari kepercayaan terhadap Dimas. Menurutnya, penggandaan uang dengan modus apapun tetap tidak benar. Baik asli maupun palsu, hal tersebut merupakan tindak pidana yang harus ditindak tegas.

“Saya kira ada kesesatan beragama dan berpikir, itu sudah melenceng. Saya sudah belajar agama dari kecil, hal-hal itu saya menolak, dan pada batas-batas tertentu saya sebut sebagai syirik. Ada 10 macam kegaiban, dan salah satunya sihir, itu dilakukan oleh orang yang berteman dengan setan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya