SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO--Perkembangan teknologi yang serba canggih seperti sekarang ini, tak sedikit orang tua yang memberikan kebebasan kepada buah hatinya menggunakan gadget dan tablet. Padahal, anak yang sejak kecil memiliki ketergantungan pada gadget memicu sulit konsentrasi pada dunia nyata dan berimbas pada bersifat individualis.

Seorang ibu, Agata Erna, mengatakan buah hatinya sangat senang dengan game baik di komputer maupun di gadget hingga sulit dihentikan.  Permainan di komputer dan gadget tersebut seolah menjadi candu karena konsentrasi anak beralih pada game tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saat main game enggak bisa lepas, saat makan pun sambil main game,” ujar ibu dari Raditama Zafran Putra ini.

Rere sapaan akrabnya, mengungkapkan sulit memaksa anak untuk meninggalkan game, padahal saat bermain game radiasi dari tablet lebih besar daripada saat menonton TV. Ia mengungkapkan hanya bisa melakukan penjadwalan saat bermain game sembari mengenalkan beberapa permainan tradisional.

Sementara itu, Guru Playgrup dan TK B Primagama , Yustia Dwi Rahma, saat ditemui solopos.com di kantornya, Selasa (8/10/2013) mengatakan,  anak TK saat ini cara berfikirnya cenderung kritis, pintar, dan  fisik mereka lebih besar karena asupan gizi yang baik. Selain itu mereka lebih melek teknologi terutama game.

Namun selain sisi positif tersebut, Gadget juga membawa dampak negatif seperti keranjingan dengan gadget dengan masing-masing tingkatannya. Pada tingkat yang ringan, anak dapat dialihkan pada kegiatan-kegiatan  lain yang lebih menarik.

Tetapi saat keranjingan gadget sudah pada tataran akut, pelarangan kepada anak dibutuhkan  dengan cara mengambil gadget tersebut. Ciri yang ada semisal beberapa murid saat pelajaran pandangannya kosong karena terbiasa interaksi satu arah dengan gadget.

Menyikapi kondisi ini, ia menyatakan cara melihat anak era sekarang tak bisa lagi melihatnya sebatas sebagai anak saja,  tetapi sebagai teman dengan melakukan pendekatan yang lebih kreatif dan lebih pintar. Anak diajak untuk beralih kepada dunia nyata.

“Setiap individu mempunyai kemampuan dan perbedaan masing-masing, pendekatan ke satu individu dapat dilakukan secara berbeda, begitu juga kepada anak. ” ujar dia.

Ia mencontohkan kondisi anak zaman sekarang lebih kritis, pendekatan yang dilakukan dengan menyajikan materi pembelajaran yang selalu baru, dengan tetap berpatokan pada kurikulum yang ada. Kondisi ini menuntut guru untuk selalu belajar. Selain itu, sisi terpenting adalah mengaktifkan anak dan menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan.

“Tetapi untuk mencapai itu membutuhkan  kerja sama sekolah dan orang tua,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya