SOLOPOS.COM - Bunga bangkai tumbuh di Ngeseng, Jambukulon, Ceper, Klaten. Bunga bangkai itu sempat menjadi tontonan warga. Foto diambil Rabu (27/10/2021). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATENBunga bangkai setinggi kurang lebih 20 cm tumbuh di depan rumah Ketua RT 001/RW 005, Dukuh Ngeseng, Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper, Klaten, dalam beberapa hari terakhir. Warga setempat sering mendatangi rumah milik Sakirman, 60, lantaran penasaran dengan bunga bangkai yang sering memunculkan bau tak sedap itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, kemunculan bunga bangkai beraroma tak sedap itu diketahui Sakirman selaku ketua RT 001 di Dukuh Ngeseng, Jambukulon, Ceper, Sabtu (23/10/2021). Waktu itu, bunga bangkai mulai mekar di bonggol tanaman suwek (sejenis umbi-umbian).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bonggol suwek diperoleh Sakirman dari salah seorang tetangganya sejak tiga bulan lalu. Semula, Sakirman penasaran dengan tanaman suwek. Sehingga dirinya rutin menyirami bonggol yang diletakkan di depan rumah.

Baca Juga: Targetkan Rp1,3 Miliar, Penggalangan Dana PMI Boyolali Diperpanjang

Saat tumbuh bunga bangkai, Sakirman mengira tanaman tersebut merupakan tanaman suwek. Sakirman memindahkan bonggol suwek yang sudah tumbuh bunga bangkai ke dalam pot. Di pot tersebut, bunga bangkai tetap tumbuh sempurna.

“Saya itu tak tahu kalau itu bunga bangkai. Begitu saya taruh di sini [depan rumah], keponakan dan para tetangga justru memberitahu ke saya bahwa bunga ini merupakan bunga bangkai. Saya tetap merawat dengan menyiraminya setiap pagi dan sore. Pada dasarnya, saya suka menanam,” kata Sakirman, saat ditemui Solopos.com, di rumahnya di Dukuh Ngeseng, Jambukulon, Kecamatan Ceper, Rabu (27/10/2021).

Sakirman mengatakan begitu tumbuh bunga bangka, warga di sekitarnya menjadi heboh. Bunga bangkai itu sering memunculkan bau tak sedap.

Baca Juga: Peringati Hari Santri, Santri di Bendan Boyolali Diajak Bersihkan Kali

Bahkan, bau tak sedap itu dapat dihirup oleh indera penciuman warga berjarak kurang lebih 50 meter dari rumah Sakirman. Sejumlah lalat hijau pun juga sering mengerubungi bunga bangkai miliknya.

“Baunya memang tak sedap. Baunya seperti ndog bosok [telur busuk]. Makanya sejak ada bunga bangkai ini, banyak yang datang ke rumah saya. Biasanya, warga berswafoto,” kata Sakirman.

Sakirman mengatakan bunga bangkai yang ada di depan rumahnya saat sekarang sudah mulai layu. Aroma tak sedap yang dimunculkan dari bunga bangkainya sudah hilang. Meski seperti itu, Sakirman masih ingin merawat bunga bangkai itu.

Baca Juga: Banyak Warga Ambil Formulir Pendaftaran Perangkat Desa di Wonogiri

“Kalau bunganya memang sudah layu. Tapi, batang tanamannya masih terlihat hijau dan semakin meninggi. Saya ingin merawatnya saja. Siapa tahu, bisa tumbuh besar,” katanya.

Hal senada dijelaskan Sumaiyah selaku istri Sakirman. Dirinya ikut merawat bunga bangkai karena penasaran dengan pertumbuhan bunga bangkai. “Kata orang-orang, tinggi bunga bangkai itu bisa mencapai empat meter. Jauh lebih tinggi dari orang,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya