SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

TERGULING--Minibus terguling di halaman rumah warga setelah menabrak sepeda motor dalam kecelakaan maut di Ngargoyoso, Karanganyar, Senin (19/9/2011). (JIBI/SOLOPOS/Indah Septiyaning W)

Kecelakaan minibus SR Transport versus motor di jalan Karangpandan-Ngargoyoso, Senin (19/9/2011), meninggalkan duka dalam bagi keluarga korban. Berikut laporan reporter SOLOPOS, Farid Syafrodhi dan Indah Septiyaning W.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sriyatun, 48, tergolek lemas tak berdaya di lantai lobi RSUD Kartini, Karanganyar, Senin (19/9/2011) malam. Kedua kakinya selonjor, punggungnya bertopang pada salah satu tiang.

Lobi itu berdekatan dengan kamar jenazah RSUD. Kedua mata Sriyatun sembab. Perempuan bertubuh kurus itu menangisi anak pertamanya, Budi Haryanto, 21, warga Desa Tlogotirto, Sumberlawang, Sragen, yang meninggal dalam kecelakaan maut.

Calon istri Budi, Siti Puspitaningrum, warga Dusun Babar, Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi, juga tewas. Tetangga dekat Siti, Yanti, yang saat kejadian berboncengan telon dengan Budi dan Siti, juga bernasib sama.

“Budi dan Siti sudah lama bertunangan. Sudah bertukar cincin juga. Rencananya tahun depan akan melangsungkan pernikahan,” demikian cerita salah satu kerabat Budi, Suwarto, kepada Espos, di RSUD Kartini.

Ternyata Tuhan berkehendak lain. Pasangan itu diambil oleh Yang Maha Kuasa sebelum menggelar pernikahan tahun depan. Menurut Suwarto, sepulang kerja, Budi langsung menjemput calon istrinya di Dusun Babar. Budi bekerja sebagai buruh di sebuah perumahan di Palur, Jaten. Rencananya, Budi memboyong calon istrinya itu pulang ke Sumberlawang.

Sementara itu, ayah Budi, Paidi, berusaha tegar dan tidak menangis. Bersama kerabat dekat lainnya, sejak pukul 17.30 WIB, Paidi menunggu mobil ambulans yang akan membawa jenazah Budi ke Sragen.

Sriyatun masih menangis. Sedangkan adik kandung Budi, Santoso, 19, sibuk memberitahukan berita duka kepada anggota keluarga.

“Budi itu tulang punggung di keluarga sebab hanya dia sendiri yang bekerja. Adiknya masih kecil-kecil. Pak Paidi, di rumah hanya buruh tani,” ungkap Suwarto.

Sekitar pukul 19.20 WIB, ambulans tiba. Tangis pun pecah kala jenazah Budi yang sudah dikafani dimasukkan ke ambulans. Kedua adik Budi, Santoso dan si bungsu Tutik, 4, menangis tersedu.

Sementara, korban luka dirawat di RS PKU Karanganyar. Sebuah infus terpasang di tangan kiri Joko Wiyono, 30, sopir minibus. Balutan perban dan papan penyangga kaki sebelah kanan terpaksa diberi untuk menopang kaki lantaran tulang cruris, tepatnya di bagian betis sebelah kanan, patah.

Tidak banyak kata terlontar dari mulut Joko. Wajahnya masih terlihat sangat shock dan terpukul atas kejadian tersebut. Bahkan beberapa kali dia merintih kesakitan.

Di samping ruang Joko dirawat, empat penumpang minibus yaitu Tuminem, Tumi, Suwarni dan Sutarti juga masih tergolek di ruang perawatan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS PKU.

Keempat korban kecelakaan ditempatkan berjejer di bilik perawatan IGD. Petugas medis sibuk berusaha menghentikan aliran darah yang terus mengucur dari korban.

Sementara sanak saudara korban kecelakaan mondar-mandir di sekitar tempat itu. Raut wajah cemas tergambar jelas pada para korban dan keluarga mereka.

Tuminem tak menyangka mengalami kejadian nahas. Perempuan berpakaian merah itu menahan sakit karena luka di bagian dahi dan bibir atas robek ketika minibus terguling. Kecelakaan itu masih terlintas di pikirannya.

Saat itu, dia duduk di kursi nomor tiga dari depan. Saat itu, petani seledri berusia 47 tahun ini hendak menjual hasil panen ke Pasar Karangpandan. Di jalan menurun dan berbelok, minibus melaju kencang tanpa kendali sampai keluar jalur, menabrak pohon dan motor.

“Habis itu saya tidak tahu kok tiba-tiba minibus guling-guling beberapa kali. Saya sampai terlempar, tahu-tahu kepala nongol di dekat kaca jendela depan,” ujarnya.

Penumpang lain, Suwarni, tidak menyangka batal pergi arisan di Tawangmangu karena kecelakaan. Suwarni masih merasakan sakit di bagian dada akibat terkena benturan.

Kepala IGD RS PKU, dr Achmad Siagan T, mengatakan dari kelima korban kecelakaan, satu orang menjalani rawat jalan, empat lainnya harus mondok.

Korban bernama Tumi dilarikan ke ruang ICU karena mengalami pendarahan hebat akibat dua luka robek di kepala bagian belakang masing-masing sepanjang enam sentimeter dan empat sentimeter. Selain itu Tumi juga mengalami luka robek di bagian pantat.

“Karena darahnya terus mengucur, kami berusaha untuk menghentikannya, harus dirawat intensif di ICU,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya