SOLOPOS.COM - Ilustrasi sertifikat tanah. (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, JAKARTA — Seorang pria yang bekerja sebagai tukang ojek di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, menjadi korban mafia tanah. Pria bernama Rizal itu kehilangan tanah seluas 2 hektare senilai Rp160 miliar.

Tanah yang dimaksud itu berada di Pondok Ranji, Bintaro. Berdasarkan dokumen yang dipegang keluarga Rizal, tanah itu tercatat atas nama almarhum A Basim yang merupakan mertuanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan keterangan keluarga, almarhum A Basim tidak pernah memperjualbelikan tanah tersebut. Demikian pula ahli warisnya. Basyim meninggal dunia pada 1974 dan sengketa tanah yang kini dikuasai mafia itu muncul pada 1990-an.

Baca juga: Lorong Bawah Tanah di Kodim, Jalur Telegraph Banyuwangi-Australia?

Putra pertama Basyim, Suryadarma, diminta menandatangani kertas kosong di bawah tekanan. Beberapa tahun kemudian muncul akta jual beli (AJB) dari Basyim ke pengembang.

Kini, AJB itu berubah menjadi sertifikat hak guna bangunan (SHGB) atas nama developer. Padahal Basyim dan ahli warisnya tidak merasa pernah menjual tanah tersebut.

Nilai tanah yang menjadi sengketa itu sangat strategis. Saat Basyim masih hidup, tanah itu masih berupa rawa-rawa. Kini, harga pasarannya mencapai Rp8 juta/meter. Jika ditotal tanah milik Basyim kini nilainya Rp160 miliar.

Baca juga: 2 Pekan, Bangunan di Tanah Eks HP 10 Tipes Solo Harus Rata dengan Tanah

Mengetahui hal tersebut, Rizal tidak tinggal diam. Dia bersama kuasa hukumnya, Ainul Yaqin, mendatangi kantor kelurahan setempat untuk menanyakan kejelasan tanah tersebut.

“Kami mendatangi kantor Kelurahan Pondok Ranji (25/10) dengan maksud untuk memohon keterangan atas riwayat tanah dari almarhum A Basim. Pihak Kelurahan Pondok Ranji pada tahun 2016 pernah mengeluarkan surat keterangan yang dimaksud, namun masih ada hal yang perlu untuk lebih dijelaskan,” kata Ainul Yaqin saat berbincang dengan Detikcom, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Sengketa Lahan Berujung 2 Nyawa Melayang

Rizal pun menegaskan pihaknya meminta keadilan. Apalagi saat ini kondisi perekonomian keluarganya sangat memprihatinkan.

“Pemerintah tolong bantu saya. Karena keluarga saya sangat sangat membutuhkan dalam posisi ekonomi sangat memprihatinkan. Kami hanya meminta keadilan,” tegas Rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya