SOLOPOS.COM - ilustrasi

Solopos.com, SOLO--Kemajuan teknologi saat ini tidak selalu berpihak kepada rakyat kecil. Setidaknya hal ini dialami oleh para tukang ojek dan tukang becak yang nasibnya kian memprihatinkan.

Hal ini terungkap saat solopos.com mengunjungi tempat mangkal mereka di Palang Joglo, Kadipiro, Jumat (15/11/2013). Beberap diantara mereka mengaku, dengan semakin maraknya penggunaan telepon selular (HP), mereka kini mengalami penurunan pendapatan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Dulu, saya sehari bisa bawa uang Rp100.000 dari hasil ojek. Bahkan kami para tukang ojek sampai membuat kesepakatan nomor antrean karena banyaknya penumpang. Sejak ada HP, semakin tahun pendapatan kami berkurang, sekarang jika orang minta dijemput saudaranya, tinggal telepon pakai HP, sudah bisa,” ungkap salah satu tukang ojek, Suparno, 58.

Suparno menambahkan, keadaan mereka kian diperparah dengan semakin mudahnya orang membeli sepeda motor. Suparno bahkan mengaku, dirinya dan para tukang ojek lain sering tidak mendapatkan penumpang dalam sehari penuh. Suparno mengatakan, baginya tidak ada pilihan selain melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang ojek karena tidak memiliki keahlian lain.

Saat ini, Suparno mengatakan penghasilan sebagai tukang ojek tidak lebih dari Rp15.000 perhari. Namun, kata Suparno, jika sedang beruntung, dirinya bisa mendapatkan hasil hingga Rp25.000 dalam sehari.

“Sekarang rata-rata Rp15.000 sehari, kalau sedang beruntung bisa sampai Rp25.000 sehari, tapi itu paling sepekan sekali. Untuk mencukupi kebutuhan sangat kurang bagi saya,” paparnya.

Hal yang sama diungkapkan seorang tukang becak, Zamroni, 56. Zamroni mengatakan, kondisi saat ini jauh berbeda dengan sepuluh tahun lalu. Dulu, Zamroni bahkan bisa membeli becak baru untuk disewakan kepada tukang becak lainnya.

“Dulu saya bisa menabung untuk beli becak, saya pernah punya 4 becak yang saya sewakan. Tapi sekarang saya hanya punya satu, yang lainnya sudah saya jual untuk mencukupi kebutuhan,” katanya.

Zamroni menambahkan, saat ini, dirinya hanya bisa mendapatkan hasil di bawah Rp25.000 sehari. Zamroni juga mengatakan, dirinya seringkali harus pulang ke rumah dengan tangan hampa lantaran tidak mendapatkan penumpang sama sekali.

“Saya hanya bisa bersyukur saja masih bisa bekerja. Kalau mengingat kebutuhan, jelas tidak cukup untuk keluarga saya. Apalagi saya hanya bisa bekerja sebagai penarik becak saja,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya