SOLOPOS.COM - Tampilan baru Tugu Pal Putih.(JIBI/Harian Jogja/Desy Suryanto)

Tampilan baru Tugu Pal Putih.(JIBI/Harian Jogja/Desy Suryanto)

Tugu Pal Putih Jogja dengan wajah baru diresmikan Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX Selasa (18/12/2012). Masyarakat menilai kondisi Tugu saat ini lebih bersih dan terlindung. Di sisi lain, warga juga menyayangkan jalan sekitarnya menjadi tidak nyaman karena dipasang batu andesit. Berikut laporan wartawan Harian Jogja Akhirul Anwar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sudah 49 kali Moi Melda mengelilingi Tugu Pal Putih Jogja searah jarum jam. Ditempuh selama satu tahun dengan cara dicicil setiap malam Jumat Kliwon sebanyak tujuh kali putaran. Ketika ditanya tujuannya, dia mengaku tidak tahu. Yang diingat ketika niatnya keliling tugu sudah lunas pada akhir 2010, sehari berikutnya Gunung Merapi meletus.

Bagi Moi, Tugu adalah bangunan sakral yang sarat akan nuansa keselamatan dan kedamaian. Meskipun dianggap sakral, namun ia pernah melanggar dengan menginjak tangga teratas serta  memeluk tugu hingga meninggalkan bekas kaki. Padahal tindakan itu dilarang. “Itu dulu sebelum direnovasi saya naik sampai tangga yang atas. Kalau sekarang tidak berani, kan dilarang,” katanya saat ditemui Harian Jogja di sela-sela peresmian Tugu Jogja, kemarin.

Warga asal Purwokerto yang sudah lima tahun tinggal di Jogja tersebut memandang tampilan Tugu sekarang lebih bagus. Dengan adanya pembatas bagi pengunjung berupa taman, membuat Tugu lebih cantik. Selain itu rantai pembatas bisa menjaga dari jamahan tangan nakal baik dari coretan atau bekas pegangan tangan.

Supadmi, warga Jogoyudan, Jetis, mengatakan hal yang sama bahwa wajah Tugu baru lebih bersih. Namun dengan dibukanya Tugu untuk pengunjung justru muncul kekhawatiran bakal menjadi tempat nongkrong anak-anak muda ketika malam sampai subuh. Adapun sisi negatif yang ditemui yakni banyak orang mabuk duduk di sekitar perempatan Jalan Mangkubumi. “Ketakutan kami para perempuan, kalau jalan di sekitar banyak orang mabuk,” katanya.

Keluhan lain yang dirasakan masyarakat adalah jalan sekitar Tugu yang dipasang batu andesit menjadi permukaan tidak rata. Ketika dilalui kendaraan terasa geronjal. Dan tidak jarang pengguna jalan memperlambat lajun kendaraan sehingga menimbulkan kemacetan. “Bangunan Tugu bagus, tapi jalan jadi nggronjal,” kata Prapto salah satu pengguna jalan.

Dinas Kebudayaan DIY selaku penyelenggara proyek melakukan pemasangan batu andesit di jalan raya karena melanjutkan proyek yang sebelumnya digarap Pemkot Jogja. Permukaan sekitar tugu ada pemasangan batu yang tidak sejajar dengan permukaan aspal jalan raya. Akibatnya sering terjadi kemacetan, di mana kendaraan berhenti karena medan jalan didepannya tidak rata.

“Karena menyebabkan macet maka kami melanjutkan proyek yang dulu dengan menambah batu andesit rata seluruh simpang empat sampai traffic light,” ujar Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Museum Dinas Kebudayaan DIY Nursatwika.
Pemasangan batu bukan untuk memperlambat laju kendaraan. Bukan pula untuk memperkuat akar bangunan tugu. Hanya sekedar melanjutkan yang sudah ada.
Meskipun fungsinya tidak signifikan ternyata menyerap anggaran yang super besar. Bahkan untuk pasang batu itu menyerap separo dari total anggaran.
Revitalisasi Tugu memakan waktu selama 3,5 bulan dan menelan anggaran APBD DIY 2012 sebesar Rp688,8 juta dari pagu anggaran Rp976,1 juta. Biaya material dan pemasangan batunya sendiri butuh dana sekitar Rp300 juta. “Anggaran terbesar untuk pemasangan batu andesit di empat sisi menghabiskan sekitar 50 persen. Yang lainnya untuk beli prodo emas Rp8 juta dan tempat pengamanan tugu,” kata Nursatwika.

Disinggung mengenai pengamanan agar pengunjung tidak merangsek masuk dengan cara pengawasan bersama. Yakni pengunjung saling mengingatkan dan dibantu aparat kepolisian. Wacana akan memasang petugas pengawas belum dipastikan. Dinas akan memantau dulu apakah dibutuhkan atau tidak. Kalau cukup dengan pengawasan polisi maka tidak perlu ada pengawas khusus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya