SOLOPOS.COM - Pembongkaran Tugu Coyudan Solo (Maulana/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Tugu di perempatan Coyudan, Jl Dr. Rajiman, Pasar Kliwon yang telah dibongkar kian menambah keruwetan arus lalu lintas. Bahkan, tidak sedikit pengguna jalan mengeluhkan pasca pembongkaran tersebut.

Berdasarkan pantauan Espos, tugu Coyudan yang awalnya berdiri kokoh kini hanya menyisakan sisa bangunan yang dirobohkan dua pekan lalu. Sisa bangunan itu tertutup papan yang mengitari bekas tugu. Sejumlah pengguna jalan baik dari Jl. Yos Sudarso dan Jl. Dr Rajiman harus mengular saat melewati perempatan Coyudan tersebut. Tidak adanya petugas sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas), Senin (21/10/2013) siang, menambah keruwetan jalan. Pengguna jalan saling berebut mendahului satu sama lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kondisinya kok malah macet. Padahal awalnya tidak separah ini,” keluh pengguna jalan, Nurida, 23, saat berbincang dengan Espos, di lokasi, Senin.

Nurida tidak paham betul alasan Pemkot membongkar tugu yang sebagai penanda suatu kawasan. Dirinya hanya merasakan lalu lintas perempatan Coyudan tak selancar sebelumnya.

“Apakah untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas harus menambah kemacetan yang lebih ruwet lagi. Tentu enggak kan? Mestinya sebelum dibongkar ada kajian untuk mengurai kemacetan, mungkin bisa ditambah dengan rambu-rambu,” jelas dia.

Menurut dia, tenaga supeltas sebenarnya mampu untuk mengurangi kemacetan. Mahasiswi sebuah perguruan tinggi negeri di Jogjakarta ini menganggap Pemkot terlalu gugup dalam bertindak dan memutuskan untuk mengurai kemacetan. “Seandainya mau dipasang traffic light apa harus membongkar tugu? Kalau masih ada tugu kan enggak masalah,” paparnya.

Pengguna jalan lainnya, Sungkar, menyesalkan dengan keruwetan arus lalu lintas pertemuan Jl. Dr. Rajiman dan Jl. Yos. Sudarso (perempatan Coyudan). “Kalau mau dibongkar kok ya enggak diselesaikan semua. Justru sisa bangunan tugu itu yang membuat arus lalu lintas kian macet,” paparnya.

Sungkar mengkritisi, pembongkaran tugu Coyudan akan menambah kemacetan yang lebih parah jika tidak ada tindak lanjut vdari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo. Apalagi ada wacana pembongkaran tugu Singosaren, Sungkar mengharapkan ada kajian terlebih dulu.

“Untuk mengurangi kemacetan bisa dilakukan beberapa solusi. Apalagi lokasi tugu Coyudan memang dikenal lalu lintas padat. Jadi, jika ditarik benang merahnya, yang membuat macet itu bukan karena ada tugu. Tapi lokasi itu memang kawasan padat,” terang dia.

Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishubkominfo Kota Solo, Sri Baskoro, menanggapi bijak atas keluhan masyarakat dan pengguna jalan. “Biasa, namanya masyarakat. Ada tugu bikin macet, giliran tugu dibongkar tambah macet. Terus maunya gimana?,” paparnya.

Ihwal langkah berikutnya, kata Baskoro, pihak Dishubkominfo bekerja sesuai tupoksi yakni berusaha memerlancar arus lalu lintas dan mengurangi kecelakaan lalu lintas. “Kami melakukan itu berdasarkan aturan dan didasarkan survei juga,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya